Monday, 2 October 2017

Birrul Walidain

Gegara semalam mendengar kabar dari adik kalau kesehatan Mama kurang baik, diiringi perasaan cemas dan baper saya akhirnya memutuskan menulis tema ini untuk hari ini. Bagi perantau sepertiku, mendapat kabar begini lumayan membuat galau. Rasanya..jangan ditanya! Cemas, sedih, gundah, bercampur jadi satu di hati yang galau😭.
Jujur, ketika saya membaca tulisan atau mendengar kisah tentang Birrul Walidain, sering membuatku baper. Ada rasa yang bergejolak di hati. Merasa belum bisa membahagiakan Mama sepenuhnya. Saat Abba berpulang keharibaanNya delapan bulan yang lalupun, rasanya juga belum sempat kuberikan sesuatu yang membanggakan. 
Allah telah mengambil ‘Surga Duniaku’ yang satu, tapi masih memberiku ‘Surga Dunia’ yang satunya lagi. Seorang wanita yang baik, penyabar, penyayang dan bijaksana. Yah..Mamalah orangnya!
Setelah hidup merantau, waktu kebersamaanku dengan Mama bisa dibilang sangat kurang, pulang hanya 2-3 kali setahun, itupun tidak lebih dari seminggu. Saya lebih banyak menghabiskan waktu di tempat kerja, lebih sibuk dengan aktifitasku, seringkalu terlupa bahwa Mama juga sudah semakin menua, sedangkan anak-anaknya sudah sibuk dengan urusan dan keluarganya masing-masing.
“Mama, mau saya beliin apa? Adakan barang yang saat ini Mama inginkan?”, tanyaku di suatu waktu setelah habis gajian. 
“Gak usah Nak, yang penting kamu sering-sering pulang aja jengukin Mama”, jawab Mama. 
Jleeeeeb! Seketika itu saya tersadar, ternyata persembahan terbaik untuk orangtua bukanlah uang, bukan barang mewah, bukan emas permata. Namun yang mereka butuhkan adalah waktu kita yang selalu ada untuknya! Saat itu pula saya langsung berazzam akan selalu mengusahakan pulang saat ada acara keluarga, terlebih saat lebaran.  
Setiap akan pamit saat akan kembali ke perantauan, ku pandangi kedua bola mata Mama setelah memeluknya, ada sesuatu yang tak dapat terungkap disana. Mungkinkah itu adalah kata ” Nak, rasa rindu Mama belum lepas. Masih maukah engkau tinggal disini bersama Mama selama beberapa hari lagi? 
Kalau dulu saat masa-masa sekolah, di saat Mama cerewet apalagi kalau sudah ngomel-ngomel, saya juga bisa ikut-ikutan cemberut. Lambat laun, omelah Mama bisa dimengerti dan di sabari, menjadi motivasi agar saya menjadi lebih baik. Orangtua marah bukan tanpa alasan kan? Dan akhirnya saat jauh begini, sekarang saya jadi kangen sama omelan Mama.
Bila melihat ke dalam diri sendiri, melihat kehidupan sendiri, mestinya saya harus banyak-banyak bersyukur. Allah sudah menganugerahkan orangtua yang baik. Diberikannya cinta kasih di hati kita untuk orangtua kita. Memberi rasa takut bila menjadi sebab kesedihan orangtua. Meskipun abba sudah tiada, tapi Allah ada, Mama ada, suami ada, keluarga dan sahabat yang menyayangi juga banyak.

Sungguh, waktu yang paling indah dalam hidup ini adalah ketika kita di beri kesempatan untuk terus bersama-sama dengan keluarga, terutama dengan orangtua. Karena kesabaran hati seorang Ibu dalam memberi kasih sayang dan ketulusan seorang ayah dalam memberi nafkah untuk anak-anaknya tidak akan pernah ada bandingannya.

Maka, jangan sia-siakan waktu bersama dengan orangtua, sebab kesempatan bersamanya hanya satu kali dalam hidup ini. Gunakanlah waktu yang ada untuk terus menghadap ridhanya, karena ridha Ibu adalah ridha Allah. (Baca juga: My Mom Is Supermom)
Mari kita belajar untuk terus menaati perintah baiknya, dan berusaha untuk selalu menjaga perasaan mereka dengan sikap dan perilaku kita yang baik dan taat kepadanya. Serta mendampinginya dan merawatnya di masa-masa tuanya. 
***

Ma, ketahuilah bahwa setiap langkah dan hari selalu ada rindu yang terselip. Selalu ada doa panjang yang terurai. Itu tidak lain hanya untuk Mama.
Biarkan syair-syair doa terbaikku ku urai di atas sajadah pada malam-malam sepiku. Karena ku tahu, Mama pun demikian. 
Semoga Allah mampukan kita untuk bisa menjadi anak yang shalih shalihah, menjadi penyejuk mata dan hati orangtua, dan menjadi anak yang bisa memberikan syafaat buat orantua kita di akhirat kelak. Amin. 
Semoga diluruskan niat itu. Diberikan banyak jalan utnuk membahagiakan orangtua, sebab syurga kita masih bersama kita. Insyaa Allah.
#day8
#OneDayOnePost

No comments:

Post a Comment

Entah Apa Yang Merasukimu Bu Sukma

Setelah membandingkan konde dengan cadar, suara kidung dengan azan, sekarang Bu Sukma kumat lagi dengan membandingkan Nabi Muhammad denga...