Perubahan hidup kita seringkali dipengaruhi oleh bermacam sebab, diantaranya:
1. Dengan siapa kau bergaul
1. Dengan siapa kau bergaul
2. Buku apa yang kau baca
3. Kebiasaan apa yang kau bangun, dan
4. Seberapa tekun ibadahmu
Kali ini saya ingin menulis tema tentang kebiasaan atau habit. Tiba-tiba terlintas pertanyaan dalam benakku “Which is the bad habit do you want to change to make your life better?”
Yah..kebiasaan adalah salah satu faktor yang akan mempengaruhi perubahan hidup kita, apakah menjadi lebih baik atau menjadi lebih buruk. Karena itu, usahakanlah membangun kebiasaan-kebiasaan baik sejak muda. Semoga dengan perbaikan itu, masa depan kita akan dihebatkan oleh Allah.
Etapi.. Mengubah kebiasaan tidaklah semudah membalikkan telapak tangan, atau seperti Mbah dukun baca mantra, “Sim salabim”, “Abrakadabra” dan “Cling”, kebiasaan kita tiba-tiba berubah dalam sekejap.
Oh..Come On! Kita bukan sedang hidup dalam dunia khayal ataupun dunia kartun, bahwa dengan adanya Jin iprit, akan mengabulkan permintaan kita untuk mengubah kebiasaan dalam sekejap, apalagi jika kebiasaan itu sudah turun temurun, bertahun-tahun kita lakukan, maka akan diperlukan usaha yang lebih keras lagi untuk mengubahnya.
Kali ini saya ingin menulis tema tentang kebiasaan atau habit. Tiba-tiba terlintas pertanyaan dalam benakku “Which is the bad habit do you want to change to make your life better?”
Yah..kebiasaan adalah salah satu faktor yang akan mempengaruhi perubahan hidup kita, apakah menjadi lebih baik atau menjadi lebih buruk. Karena itu, usahakanlah membangun kebiasaan-kebiasaan baik sejak muda. Semoga dengan perbaikan itu, masa depan kita akan dihebatkan oleh Allah.
Etapi.. Mengubah kebiasaan tidaklah semudah membalikkan telapak tangan, atau seperti Mbah dukun baca mantra, “Sim salabim”, “Abrakadabra” dan “Cling”, kebiasaan kita tiba-tiba berubah dalam sekejap.
Oh..Come On! Kita bukan sedang hidup dalam dunia khayal ataupun dunia kartun, bahwa dengan adanya Jin iprit, akan mengabulkan permintaan kita untuk mengubah kebiasaan dalam sekejap, apalagi jika kebiasaan itu sudah turun temurun, bertahun-tahun kita lakukan, maka akan diperlukan usaha yang lebih keras lagi untuk mengubahnya.
Lantas, kebiasaan apa yang ingin saya ubah dari hidupku?
Gegara saya ingin menulis tema ini, semalam saya sampai membuat list kebiasaan-kebiasaan yang ingin kuubah berdasarkan skala prioritas. Namun, karena listnya kepanjangan, saya khawatir tulisannya gak kelar-kelar nanti
, karena itu ditulisan kali ini Saya hanya akan menuliskan satu saja yang paling ingin kuubah, yang kuletakkan di nomor urut number wahid.
Kebiasaanku yang paling ingin kuubah adalah “Saya masih suka menunda-nunda sholat wajib. Meskipun lima waktu terpenuhi, tapi kualitasnya masih jauh dari kata sempurna (hiks..jadi malu
).
Subuh, Saya lelap tertidur, masih sering kalah sama Syaithan, sholatpun jadi maraton. Dhuhur, Saya sibuk bekerja, terkadang jam istirahat habis, diri ini masih sibuk dikantor, sholatpun tertunda lagi. Ashar, Saya masih sibuk menggeluti dunia, terkadang pulang kerja jam 17.00 baru sholat. Magrib, masih diperjalanan, sholat terkadang sudah hampir mendekati adzan Isya. Isya, tubuh sudah lelah, belum lagi jika jemari sudah berselancar didunia maya, lupa waktu, tahu-tahu sudah jam 23.00, lupa belum sholat Isya (Astagfirullah..ampuni Saya ya Allah).
Padahal Rasul bersabda: “Sesungguhnya yang pertama kali diperhitungkan pada seorang hamba adalah shalatnya, apabila shalatnya baik maka ia telah beruntung dan berhasil, namun apabila shalatnya rusak maka ia telah gagal dan rugi. Apabila dalam shalat fardhunya belum sempurna, maka dikatakan: Lihatlah, apakah ia mengerjakan (shalat-shalat) sunnah? Jika ia memiliki (shalat) sunnah maka (shalat-shalat) sunnah itu menyempurnakan yang fardhunya. Kemudian barulah diperhitungkan amal-amal fardhu yang lainnya seperti demikian.” (HR. An-Nasa’i).
***
Namun, saya bersyukur Allah selalu menghadirkan orang-orang hebat yang mengingatkanku, bahkan saya punya beberapa pengalaman bersama orang-orang yang sangat menjaga sholatnya, yang selalu sukses menyentilku.
Padahal Rasul bersabda: “Sesungguhnya yang pertama kali diperhitungkan pada seorang hamba adalah shalatnya, apabila shalatnya baik maka ia telah beruntung dan berhasil, namun apabila shalatnya rusak maka ia telah gagal dan rugi. Apabila dalam shalat fardhunya belum sempurna, maka dikatakan: Lihatlah, apakah ia mengerjakan (shalat-shalat) sunnah? Jika ia memiliki (shalat) sunnah maka (shalat-shalat) sunnah itu menyempurnakan yang fardhunya. Kemudian barulah diperhitungkan amal-amal fardhu yang lainnya seperti demikian.” (HR. An-Nasa’i).
***
Namun, saya bersyukur Allah selalu menghadirkan orang-orang hebat yang mengingatkanku, bahkan saya punya beberapa pengalaman bersama orang-orang yang sangat menjaga sholatnya, yang selalu sukses menyentilku.
Pernah suatu waktu, saat saya akan mengikuti seminar dan pertemuan Badan Usaha yang dijadwalkan berlangsung jam 13.00 WITA, kebetulan waktu itu saya naik angkot karena mobil perusahaan lagi dipakai. Karena jaraknya yang lumayan jauh dari tempatku, Saya sengaja berangkat lebih awal dengan prediksi 30 menit sebelum acara sudah sampai dilokasi.
Yang saya tidak sangka, ketika terdengar suara adzan Dzuhur dari salah satu Masjid, si Bapak sopir yang angkotnya kutumpangi ini, tiba-tiba membelokkan mobilnya ke pelataran parkir Masjid.
“Pak, kok berhenti disini?” kata salah seorang penumpang.
“Iya Bu, udah adzan, Allah udah manggil kita buat sholat. Ibu-Ibu dan Bapak-Bapak turun disini saja yah, saya mau sholat dulu, gak apa-apa Pak..Bu..kalian gak usah bayar”! Kata si Pak Sopir.
“Wow., gileeee..keren nih Bapak, Apa gak takut kehilangan rezeki”? kataku dalam hati (Saya berpikir begini karena emang waktu itu angkotnya lagi penuh).
“Ahh.. Tanggung Pak, dikit lagi nyampai nih” kata salah satu Ibu.
“Kalo Ibu mau Saya antar, Saya sholat dulu, Bu. Silahkan kalau masih bersedia menunggu”, si Bapak menimpali.
Saya yang waktu itu sebenarnya juga lagi buru-buru mengejar waktu, mulai bimbang apakah akan mencari angkot lain untuk melanjutkan perjalanan, atau ikutan sholat juga sambil nungguin si Sopir. Akhirnya setelah menimbang-nimbang, kuputuskan untuk ngikutin si Bapak, sholat dulu, baru melanjutkan perjalanan ( Sebenarnya saya agak kasian juga sih, kalau semua penumpangnya pada ngacir, padahal dia hanya berusaha menjalankan perintah TuhanNya).
Selesai sholat, kamipun naik kembali ke angkot. Kuperhatikan penumpang yang tadinya penuh tinggal tiga orang. saya yang pas duduk dibelakang Pak Sopir, tidak tahan untuk tidak bertanya ” Pak, tiap hari Bapak begini? Kok berani sih, gak dibayar? Nanti penghasilan Bapak gimana? Keluarga Bapak makan apa nanti, kalau tiap adzan Bapak nolak penumpang? Kan bisa Pak, sholatnya pas angkot lagi lowong, biar gak nolak rezki”.
“Kalo Ibu mau Saya antar, Saya sholat dulu, Bu. Silahkan kalau masih bersedia menunggu”, si Bapak menimpali.
Saya yang waktu itu sebenarnya juga lagi buru-buru mengejar waktu, mulai bimbang apakah akan mencari angkot lain untuk melanjutkan perjalanan, atau ikutan sholat juga sambil nungguin si Sopir. Akhirnya setelah menimbang-nimbang, kuputuskan untuk ngikutin si Bapak, sholat dulu, baru melanjutkan perjalanan ( Sebenarnya saya agak kasian juga sih, kalau semua penumpangnya pada ngacir, padahal dia hanya berusaha menjalankan perintah TuhanNya).
Selesai sholat, kamipun naik kembali ke angkot. Kuperhatikan penumpang yang tadinya penuh tinggal tiga orang. saya yang pas duduk dibelakang Pak Sopir, tidak tahan untuk tidak bertanya ” Pak, tiap hari Bapak begini? Kok berani sih, gak dibayar? Nanti penghasilan Bapak gimana? Keluarga Bapak makan apa nanti, kalau tiap adzan Bapak nolak penumpang? Kan bisa Pak, sholatnya pas angkot lagi lowong, biar gak nolak rezki”.
“Rezeki itu bukan dari pekerjaan kita Bu, rezeki itu dari Allah, saya yakin itu. Makanya kalau Allah manggil, kita harus datang, jawab si Bapak nyantai tanpa beban”
Plaaaaaaak! Saya yang dibelakangnya merasa ketabok. Masih untung cuma ketabok sama sopir angkot itu, belum ketabok malaikat Izrail! Tiba-tiba terpikir, ternyata bukan Bapak itu yang kasihan karena kehilangan penumpang, justru saya yang kasihan karena kehilangan rasa percaya sama rezki Allah.
Ya Allah..beneran malu bangeeeet! Saya yang sering menunda-nunda sholat karena pekerjaan, karena takut terlambat meeting, bahkan tak jarang juga hanya karena sibuk menonton sinetron dan berselancar didunia maya. Sedangkan Bapak itu lagi berjuang mencari nafkah untuk keluarganyapun masih menomor satukan Tuhannya.
Penghasilan Bapak itu mungkin masih jauh dibawah kita, tapi jangan tanya hatinya! Keyakinan dan rasa tawakkalnya kepada Tuhannya luar biasa!
"Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan keperluannya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu" (Q.S At Talaq 2-3).
Ya Allah..beneran malu bangeeeet! Saya yang sering menunda-nunda sholat karena pekerjaan, karena takut terlambat meeting, bahkan tak jarang juga hanya karena sibuk menonton sinetron dan berselancar didunia maya. Sedangkan Bapak itu lagi berjuang mencari nafkah untuk keluarganyapun masih menomor satukan Tuhannya.
Penghasilan Bapak itu mungkin masih jauh dibawah kita, tapi jangan tanya hatinya! Keyakinan dan rasa tawakkalnya kepada Tuhannya luar biasa!
"Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan keperluannya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu" (Q.S At Talaq 2-3).
Semoga kita semua bisa lebih memperhatikan kondisi sholat kita dan tetap Istiqomah dalam keadaan apapun. Mari kita jaga sholat diawal waktu, untuk mendapatkan keberkahan dari-Nya. Yakinlah Allah selalu menjaga hamba-hambaNya yang bertaqwa.
Yuk..kita sama-sama berbenah memperbaiki lagi kualitas sholat kita. Semoga dengan begitu Allah juga akan memperbaiki kualitas hidup kita.
#day15
#OneDayOnePost
No comments:
Post a Comment