Saturday, 14 October 2017

Gadis Berkursi Roda Yang Berhasil Meraih Impian

Kali ini, saya ingin menulis tentang salah satu sosok yang menginspirasiku dalam dunia literasi. Selain karena semangat dan prestasinya, juga karena keterbatasannya yang tidak membuatnya patah semangat untuk mengejar impiannya sebagai seorang penulis.
Namanya Kak Indah Tinumbia, pertama kali kenal dengannya di Komunitas Menulis Online. Berawal dari hobi yang sama akhirnya kami bertemu di kelas menulis. K’Indah seniorku di dunia literasi, saya yang saat itu masuk di KMO Batch 6, K’indah sudah menjadi PJ di angkatanku. Yang anehnya, K’Indah bukan PJ grupku, tapi saya malah lebih akrab dengannya daripada dengan PJ grupku sendiri hehe.
Lama ngobrol-ngobrol dengannya, tak tahunya ternyata kami sama-sama penghuni Bolaang Mongondow, Sulut. Bedanya, K’Indah asli Sulut, saya hanya perantau yang numpang mencari hidup disini. Begitu tahu kalau kita tetanggaan saya di Lolak, K’Indah di Kotamobagu, akhirnya saya mulai menyusun rencana untuk bisa kopdaran di Kotamobagu. Namun beberapa kali rencana ini gagal, sampai akhirnya dengan bantuan K’Titi yang juga PJ dan seniorku di KMO, kami berhasil bertemu Januari 2017 kemarin.
Waktu itu sebenarnya saya belum tahu kalau K’Indah ini penyandang disabilitas dan tidak bisa ngapa-ngapain selain beraktifitas di kursi roda dan di tempat tidur doang, hingga K’Titi memberitahu dan menceritakan kondisi K’Indah
“Trisna jangan kaget nech kalau nanti jumpa pa Indah dang”, kata K’Titi waktu itu.
“ Kiapa so, Kak?”, tanyaku
“Indah itu sakit, depe mama cerita dia lumpuh dari kecil, kong sampe sekarang cuma bisa di kursi roda noh’, depe bicara juga nyanda jelas,lidahnya gagu, jadi kakak kalau mo cerita deng dia, kadang harus di transletin sama depe mama”.
“Serius kak? tanyaku masih belum percaya. Pantas waktu itu saya ajak ketemu di luar, K’Indah menolak, gak bisa katanya, saya gak tahu kalau ternyata kondisinya seperti itu.
“Mungkin Trisna nyanda percaya sebelum baku dapa deng dia. Tapi, meskipun cacat, Indah tuh semangatnya tinggi mau belajar, dia nyanda pernah sekolah, belajar baca tulis sendiri secara otodidak, kalau orang baca tulisan dan cerpen dia, pasti gak ada yang percaya kalau yang nulis itu adalah gadis cacat yang jari-jarinya tidak sempurna dan gak pernah mengenyam pendidikan formal”, kata K’Titi.
Dan benar saja, setelah bertemu K’Indah, saya speachlees beneran. Saya tidak menyangka kalau gadis di hadapanku kala itu kondisinya memprihatinkan seperti itu. Saya sering bertemu orang cacat dan penyandang disabilitas lain, namun menurutku sebagai penyandang disabilitas K’Indah kondisinya lumayan parah, dengan jari-jari tangan yang tidak sempurna, suara yang sangat tidak jelas, kaki yang tidak bisa berjalan, bahkan ke kamar mandi saja K’indah harus merangkak.
Akhirnya kini, satu persatu impian dan harapan gadis berkusi roda ini mulai terwujud. Setelah menerbitkan buku cerpen yang di tulisnya hanya dengan hp nokia jadul dan laris manis di pasaran, kini dia telah berada di Jakarta untuk mengikuti acara akbar “Jumpa penulis” besok dan akan sepanggung dengan para penulis tenar yang menjadi inspirasinya seperti Asma Nadia, Tere Liye, Ippho Santosa, Ahmad Rifai Rifan, dan Tendi Murti (wowww..kereeen yah? Duhh..kalau tau K’Indah mau kesana kan bisa nitip buku buat di tanda tangani hehe). Tak ada alasan baginya untuk berhenti berusaha menggapai cita-cita. Bukan halangan buatnya dengan keadaan fisik yang tak sempurna untuk terus berkarya dan berprestasi.
Kak Indah dengan segala keterbatasannya sebagai penyandang disabilitas berhasil membuktikan kalau kelemahan kita bukanlah halangan untuk bisa berkarya. Saya banyak belajar dari beliau. Terus terang waktu itu mataku sempat berkaca-kaca saat tahu kak indah hanya bisa beraktifitas di tempat tidur doang, namun tidak mengurangi semangatnya dalam menulis meskipun hanya bermodalkan hp jadul, tidak pernah sekolah formal namun bisa baca tulis secara otodidak, begitupun semangatnya dalam mengaji yang meskipun terbata-bata melafadzkan huruf hijaiyah, tidak membuatnya patah semangat. Masya Allah, semoga kedepannya bisa khatam Al Qur’an yah kak (Oiy..buku tuntunan salat dan doa-doa harian yang K’Indah titip kemarin sudah ada di sini, nanti kapan-kapan saya ke Kotamobagu saya bawain ya kak )
Terus semangat K’Indah. Yakinlah Allah selalu menitipkan kelebihan di setiap kekurangan. Allah memang menakdirkan K’Indah cacat, namun Dia menyelipkan hikmah dan kelebihan lain untuk K’Indah. Jangan berhenti berharap dan berdoa kepadaNya. K’Indah mungkin tidak memiliki fisik yang sempurna, tetapi Allah membersamaimu dengan orang orang yang baik dan menyayangi K’Indah. Saya bangga bisa mengenal sosok sepertimu Kak.
#day20
#OneDayOnePost

No comments:

Post a Comment

Entah Apa Yang Merasukimu Bu Sukma

Setelah membandingkan konde dengan cadar, suara kidung dengan azan, sekarang Bu Sukma kumat lagi dengan membandingkan Nabi Muhammad denga...