Thursday, 5 October 2017

Jika Aku Terlahir Kembali (Fiksi)

Sebenarnya saya tidak pernah menulis fiksi, apalagi menulis cerpen. Alasannya, karena saya tidak lihai berdiksi, imaginasi sih ada, hanya menuangkannya dalam bentuk narasi kok yah rasanya susah yah?😂. Namun karena tema tantangan minggu ini mengharuskan menulis cerpen, so..meskipun masih amatiran, jus’t try ðŸ˜‰
JIKA AKU TERLAHIR KEMBALI
Kedua mataku berkaca-kaca, selalu ada genangan air di sana, jika teringat kejadian kelam beberapa tahun lalu yang membuat hidupku berubah drastis. Pertanyaan Nadine pagi tadi mempengaruhiku begitu kuat, hingga aku tak bisa memejamkan kedua mataku, meskipun rasa kantuk menyerangku bertubi-tubi.
“Mel, jika kamu di kasih kesempatan terlahir kembali, kamu mau menjadi apa?”, tanyanya dengan sorot mata berbinar penuh penasaran. Aku tiba-tiba menghentikan suapanku, makanan yang sedang kumakan nyaris tak dapat tertelan lagi, sedikit kaget dengan pertanyaan yang diajukannya tiba-tiba.
“hmmmm…”, aku menggumam pendek.
“Kalau aku ingin hidupku lebih baik lagi Mel”, katanya kemudian menjawab pertanyaannya sendiri. Tapi, bukannya kehidupanku yang sekarang ini tidak baik, tapi yah jika ada kesempatan itu lagi dalam hidup kita, bukankah harusnya kita bisa menebus dosa-dosa kita di masa lalu dan menjadi orang yang lebih baik dari sekarang kan?, tanyanya kemudian yang kujawab dengan anggukan panjang tanda setuju.
“Lalu, bagaimana denganmu Mel?, kamu belum menjawab pertanyaanku tadi”, desaknya kemudian. Dia mengguncang-guncang tubuhku, sedikit memaksa menjawab pertanyaannya.
Meski aku tak sanggup memberinya jawaban dari pertanyaan pengandaian yang dia ajukan, tapi pikiranku jauh melayang ke sebuah tempat nan jauh disana. Sebuah tempat kenangan yang penuh cinta bersama suamiku dulu, dimana cahaya matahari senja dapat terlihat dari balik kaca jendela, di sertai suara debur ombak dari laut yang tak jauh dari rumah.
“Kita bercerai saja Maz! Maaf, ternyata aku hanya wanita biasa yang perasaannya sangat dominan, kupikir aku akan sanggup menjalani hari-hariku bersama istri barumu, celakanya aku tak sanggup maz! Aku sudah mencoba bertahan  dan bersabar selama tiga tahun ini, namun hatiku tetap saja terkoyak, bagai tangan yang tersayat pisau hingga berdarah. Aku lelah dengan semua ini Maz”, akhirnya aku tak tahan lagi, pertahananku jebol juga,  aku utarakan apa yang menjadi perdebatan di hatiku selama ini.
“Kau yakin dengan keputusanmu ini Ma?  Tolong pikirkan lagi, aku tidak mau bercerai denganmu Ma” tanya suamiku dengan mata yang berkaca-kaca.
“Maaf Maz, bukannya aku tak mencintaimu lagi, namun aku memilih mundur dari demi kebaikan kita bersama”.
Bayangan sisa-sisa masa lalu masih kuat terekam dalam benakku. Sebenarnya bukan keinginan suamiku untuk menikah lagi, malah bisa di bilang aku yang memaksanya untuk menikahi sahabatku, yang juga teman kerjanya, karena aku tak bisa memberinya keturunan. Yah..dokter telah memvonis kalau aku mandul. Dan akhirnya akupun memilih mundur setelah melihat dia bahagia bersama maduku dan anak yang baru saja di lahirkannya.
***Karena itu kalau Nadine sekarang bertanya padaku pertanyaan itu, aku hanya ingin menjawab;
Jika aku terlahir kembali, aku hanya ingin mempunyai keluarga yang utuh, punya suami dan anak yang bisa selalu menemani di sisi. Aku ingin menjadi seorang wanita yang kuat, yang mampu tersenyum di kala duka, yang mampu melihat musibah sebagai nikmat, seta aku ingin menjadi bahu yang siap menerima sandaran suami saat dia kelelahan tersandera hari.
Namun aah..membuat pengandaian hanya akan membuatku kurang bersyukur, karena itu sekarang aku memilih untuk hidup bahagia meskipun dengan keterbatasan yang kupunya. Aku yakin ada rencana indah yang di siapkanNya untukku.

(Baca juga: Jika Aku Dilahirkan Kembali)
#day11
#TantanganPekan2
#OneDayOnePost

No comments:

Post a Comment

Entah Apa Yang Merasukimu Bu Sukma

Setelah membandingkan konde dengan cadar, suara kidung dengan azan, sekarang Bu Sukma kumat lagi dengan membandingkan Nabi Muhammad denga...