Mengawali tulisan ini saya buka dengan Q.S Ibrahim ayat 7 “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azabKu sangat pedih.”
Yah..begitu banyak nikmat dari Allah yang di anugerahkan kepada manusia. Namun terkadang, manusia kurang pandai dalam memelihara nikmat, sehingga tak jarang banyak yang mengeluh dan merasa seakan-akan belum pernah diberikan sesuatu apapun oleh Allah.
Mengapa orang terkadang merasa tidak mendapatkan sesuatu apapun dari Allah?
Karena mereka tidak pernah bersyukur atas apa-apa yang ada padanya, padahal nikmat Allah selalu cukup, syukur kitalah yang sering kurang!
Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan dapat menentukan jumlahnya (Q.S. An Nahl:18).
Disaat saya lagi mencari-cari ide tulisan untuk hari ini, seorang teman mengirimkan sebuah video di salah satu grup Whatsapp yang saya ikuti. Video ini bercerita tentang “ Seorang anak Tunanetra hafidz Qur’an yang selalu bersyukur atas kebutaannya”. Mungkin bagi sebagian kita, jika kita yang diberi ujian kehilangan penglihatan, akan sangat menyedihkan, bukan? Tapi, tidak dengan anak tersebut. Dia selalu beryukur atas keadaannya, meskipun tanpa penglihatan sekalipun. Akhirnya, saya terinspirasi menjadikan video itu sebagai bahan tulisan untuk tema writing challenge hari ini.
Disaat saya lagi mencari-cari ide tulisan untuk hari ini, seorang teman mengirimkan sebuah video di salah satu grup Whatsapp yang saya ikuti. Video ini bercerita tentang “ Seorang anak Tunanetra hafidz Qur’an yang selalu bersyukur atas kebutaannya”. Mungkin bagi sebagian kita, jika kita yang diberi ujian kehilangan penglihatan, akan sangat menyedihkan, bukan? Tapi, tidak dengan anak tersebut. Dia selalu beryukur atas keadaannya, meskipun tanpa penglihatan sekalipun. Akhirnya, saya terinspirasi menjadikan video itu sebagai bahan tulisan untuk tema writing challenge hari ini.
Dalam video tersebut anak tersebut berkata “Segala puji bagi Allah, atas karuniaNya yang mengambil penglihatanku. Saya bersyukur atas nikmat Tunanetra yang diberikanNya kepadaku. Dalam sholatku, saya tak pernah meminta kepadaNya agar diberikan kesempatan melihat dunia dan mengembalikan penglihatanku.”
“Loch..Mengapa kau tidak ingin melihat dunia? Tidakkah Kau ingin seperti orang lain yang bisa melihat normal?”, tanya salah seorang Bapak.
“Saya berharap agar keadaanku ini (yang buta), bisa menjadi Hujjah (alasan) buatku di akhirat kelak sewaktu bertemu denganNya. Agar Dia mudahkan perhitungan dan azabNya. Saya hanya takut ketika kelak berdiri di hadapan Allah dengan keadaan takut serta menggigil, Dia akan bertanya “Apa yang telah Kau perbuat dengan Al Qur’an?, Sudah seberapa banyak ayat-ayatKu yang Kau baca dengan matamu?.”
Meskipun Allah telah merahmatiku dengan memberikan kesempatan kepadaku untuk menghafal Al Qur’an, saya tetap saja merasa belum bisa sepenuhnya mempertanggung jawabkan mataku jika seandainya saya bisa melihat.
“Tidakkah Kau merasa Allah tidak adil? Mengapa Allah memilihmu untuk diberi ujian kebutaan seperti ini?”, Bapak itu kembali melontarkan pertanyaan.
Anak itu menjawab dengan tenangnya, “ Ada Sepuluh juta orang mulai membaca Al Qur’an, satu juta dari mereka belajar bagaimana membaca Al Qur’an dengan baik sesuai tajwid. Seratus ribu dari mereka berusaha menghafal Al Qur’an, namun Allah belum menakdirkan mereka menghafalnya. Dan ketika saya yang dipilihNya memperoleh nikmat bisa menghafal Al Qur’an ditengah keterbatasanku, saya tidak pernah bertanya “ Kenapa (harus) Saya?”
Jadi, ketika sekarang saya diujiNya dengan diambilnya penglihatanku, bagaimana bisa saya menanyakan kepada Allah, “Mengapa (harus) saya, ya Allah”? Maka dibagian mana Allah tidak adil”?
Dan jawaban anak itu sukses membuat semua orang yang hadir disitu terdiam seketika. Mungkin perasaan mereka sama dengan perasaanku saat itu, merasa malu karena seringnya mengeluh, bahkan hanya pada hal-hal sepele sekalipun, lupa bersyukur atas limpahan karuniaNya yang tidak terhitung jumlahnya. (Baca Juga: Ketika Ujian Menyapa)
***
Setelah menonton video tersebut, seketika saya berpikir “Kalau anak itu saja dengan kebutaannya berharap mendapatkan hujjah diakhirat kelak, bagaimana denganku yang diberkahi Allah dengan panca indera yang lengkap? Apa yang telah kuperbuat dengan mataku dan anggota tubuhku yang lain yang kelak akan dimintai pertanggung jawaban? Sudahkah saya serius membaca dan menghafal Al Qur’an dengan mataku? Ahh..lagi-lagi saya malu menjawabnya. :'(
Begitu banyak orang Islam (termasuk saya) yang diberikan penglihatan, tapi begitu malas untuk menghafal bahkan hanya sekedar untuk membaca Qur’an. Padahal di luar sana banyak sekali teman-teman kita yang buta, sangat berharap bisa melihat dan membaca Al Qur’an dengan matanya.
Ya Rabb.. Apakah yang akan menjadi hujjah Kami dihadapanMu pada hari kiamat nanti?
Anak tersebut memang memiliki kekurangan tanpa penglihatan, tapi mata batin dan hatinya begitu luas dan lapang! Dia bisa melihat hal baik dari setiap situasi dan kondisi yang dialaminya. Mengikat ujian dan nikmat dengan senantiasa bersyukur.
Lalu apa kabar dengan kita???
“Barang siapa yang tidak menghargai nikmat, maka nikmat itu akan diambil dalam keadaan dia tidak mengetahuinya” ( Siriy Assaqathi).
Karena itu gaes, sebagai manusia kita harus banyak-banyak bersyukur! Berhenti mengeluh dan jalani hidup dengan ikhlas. Jangan terlalu pusing memikirkan berapa banyak keinginan duniawi yang masih belum tercapai, karena bisa jadi kita akan menjadi orang yang kufur atas banyaknya nikmat yang Allah telah berikan.
Mari kita belajar untuk menjadi pribadi yang qona’ah, menerima apa adanya, karena kebahagiaan bukan hadir dari kemewahan dunia, melainkan dari hati yang senantiasa merasa cukup dengan pemberianNya.
Jika kita tidak bisa mensyukuri nikmatNya yang sedikit, jangan harap kita bisa mensyukuri yang banyak!
Insyaa Allah kalau kita senantiasa bersyukur, maka Allah akan menambah nikmatNya kepada kita. Itulah mengapa Allah mengulang-ulang terus kalimat “Maka NikmatKu yang mana lagikah yang kau dustakan?” hingga puluhan kali dalam surah Ar Rahman, agar manusia selalu bersyukur atas segala nikmat dari Allah.
Semoga kita termasuk orang-orang yang pandai bersyukur atas segala nikmat, karunia, maupun ujianNya sekalipun. Amin. Baca Juga: Ujian Ketika Berhijrah)
#day40
#OneDayOnePost

No comments:
Post a Comment