Bagi orang yang sedang hamil, mengalami mual dan muntah apalagi di awal-awal kehamilan (trimester 1) adalah hal yang wajar dan biasa terjadi selama makanan dan minuman masih bisa masuk melalui mulut. Ini karena dalam tubuh wanita hamil sedang memproduksi hormon kehamilan atau yang dikenal dengan human chorionic gonadotropin (HCG) yang akan memicu mual dan muntah, juga karena meningkatnya kadar hormon estrogen. Berdasarkan penelitian juga, bahwa mual dan muntah saat hamil pertanda janin kuat dan kurang dari 20% wanita hamil yang tidak mengalami gejala ini (dan saya termasuk yang kurang dari 20% ini).
Tidak mengalami masalah seperti mual dan muntah selama kehamilanku hingga menginjak usia kehamilan 10 minggu adalah hal yang sangat saya syukuri, apalagi di tengah aktifitas kerja yang padat dan kondisi yang membatasi (LDM-an dari suami dan jauh dari keluarga). Meskipun dari artikel yang kubaca mual dan muntah menandakan bahwa janin yang dikandung dalam keadaan sehat, namun saya tetap yakin bahwa janinku tetap sehat meskipun saya tidak mengalami kondisi seperti wanita hamil pada umumnya, karena saya percaya bahwa kondisi dan keluhan antara wanita hamil yang satu dengan yang lain pasti berbeda-beda. Ada yang mengalami mual dan muntah dan ada yang tidak, ada yang mengalaminya hanya pada saat hamil muda saja (trimester pertama), tetapi ada pula yang mengalaminya sepanjang masa kehamilan dan baru bisa berakhir sampai lahirnya sang buah hati. Inilah juga yang menyebabkan saya telat menyadari kehamilanku, karena tanda-tanda kehamilan (mual dan muntah) tidak kurasakan waktu itu.
Tidak mengalami masalah seperti mual dan muntah selama kehamilanku hingga menginjak usia kehamilan 10 minggu adalah hal yang sangat saya syukuri, apalagi di tengah aktifitas kerja yang padat dan kondisi yang membatasi (LDM-an dari suami dan jauh dari keluarga). Meskipun dari artikel yang kubaca mual dan muntah menandakan bahwa janin yang dikandung dalam keadaan sehat, namun saya tetap yakin bahwa janinku tetap sehat meskipun saya tidak mengalami kondisi seperti wanita hamil pada umumnya, karena saya percaya bahwa kondisi dan keluhan antara wanita hamil yang satu dengan yang lain pasti berbeda-beda. Ada yang mengalami mual dan muntah dan ada yang tidak, ada yang mengalaminya hanya pada saat hamil muda saja (trimester pertama), tetapi ada pula yang mengalaminya sepanjang masa kehamilan dan baru bisa berakhir sampai lahirnya sang buah hati. Inilah juga yang menyebabkan saya telat menyadari kehamilanku, karena tanda-tanda kehamilan (mual dan muntah) tidak kurasakan waktu itu.
Namun semalam akhirnya saya mengalami juga kejadian mual dan muntah ini untuk pertama kalinya. Di saat usia kandunganku masuk di minggu ke 11 (dimana usia kehamilan yang seharusnya gejala mual dan muntah mulai berkurang), saya malah baru memulainya.
Jadi ceritanya semalam temanku si Sukma menelpon setelah kami lama tidak berkomunikasi lagi. Dia cerita mengenai keputusannya berhenti bekerja lalu ikut suami ke Malili, tak lupa juga dia cerita pengalamannya selama hamil yang sering mabok (mual dan muntah) di awal-awal kehamilannya, dan pantangannya makan coklat selama hamil (padahal saya tahu dia ini demen banget sama coklat dulunya, warna kesukaannya juga coklat, sampai-sampai personal namenya di BBM dan fesbuk pernah diganti menjadi “Sukma Coklat”), ternyata setelah hamil dia jadi benci coklat sama sekali, tiap makan coklat bahkan hanya perasa coklat seperti susu coklat, kue coklat, dan apapun yang ada coklat-coklatnya dia langsung muntah setelah memakannya (gak bisa ketelan lah pokoknya), namun saya paham disitulah letak anehnya masa-masa kehamilan, terkadang yang menjadi kegemaran dulu berubah menjadi pantangan dan sebaliknya yang kita pantang dulu bisa jadi kita cari saat ngidam haha.
Karena mendengar dia begitu antusias bercerita, akhirnya saya bilang juga kalau saya juga sementara hamil muda sekarang. Sebenarnya saya belum mau bilang sih sama teman-teman, tapi gak apa-apalah setidaknya kita bisa berbagi pengalaman ngidam dan hamil, apalagi sukma sudah kuanggap sahabatku, dia jugalah dulu yang jadi pembimbingku saat mengerjakan tugas akhir perancangan pabrik. Karena tahu saya sedang hamil muda akhirnya pembicaraan kami semakin heboh dan seru;
“Alhamdulilah buk’, akhirnya hamiljiko juga di’ padahal online terusji hahaha”
“Iih..songkolo inie..alhamdulilah waktu itu koneksinya mendukung cyin, pake sinyal 4G soalnya hahaha” (jawabanku ini sukses membuat kami ngakak bareng)
“Iya tawwa, selamat bu’, sehat terus yah say, jangan terlalu cape, jangan terlalu dipaksa bekerja, jangan sering-sering naik tangga, jangan ini..jangan itu (pokoknya banyaknya jangan-jangan lain yang dia sebut, sebagian ada juga yang mitos, lumayan membuatku mikir “kok rempong banget yah jadi bumil? Banyak bener pantangannya
)
“Kamu juga sehat-sehat terus sampai ngelahirin ya say”.
Lalu dia kaget saat kubilang saya masih di Manado, masih bekerja seperti biasa dan harus melewati masa-masa kehamilan sendiri.
“Wooww., serius ini say kamu masih di Manado? Bisa yah melewati hamil sendiri? Izin dululah selama hamil, kasian kalau sendiri, berat loh melewati trimester pertama say, saya saja dulu sering mabok, tiap hari muntah-muntah, alhamdulilah dekatji keluargaku, meskipun LDR an juga sama suami. Kamu iya mual sama muntah-muntah juga kah?”
“Yah..begitulah buk’, harus jadi lebih setrong sekarang, kalau dibilang bisa atau tidak, saya berusaha positif thinking aja, berat memang tapi alhamdulilah Allah mudahkan, gak pernahja mual-mual sama muntah-muntah, mungkin baby ku ngertiji kasian.”
“Masa?? Syukur itu say. Duuh..saya dulu berat sekali, tapi kusukaji kalau muntahka, karena baru enak perasaanku. Lebih baik saya muntah daripada tertahan-tahan.”
“Iya kah? Bagaimana rasanya itu di”? (Entah kenapa tiba-tiba saya berpikir bloon begini)
“Kalau gak mengalami gak usah diminta-minta say, nanti kamunya yang kerepotan loh kalau muntah-muntah sendiri disana, lemeski itu setelah muntah nah karena keluar semua isi perut”.
Dan benar saja, saya tidak menyangka, belum 30 menit setelah telpon ditutup, tiba-tiba perutku merasakan mules yang teramat sangat, rasanya seperti di kocok-kocok. Memang sebelum Sukma nelpon tadi saya belum sempat makan malam, hanya sempat makan jagung rebus sore tadi, dan tahu-tahu udah sejam-an aja kita menelpon. Saya coba kasih minyak kayu putih dan minyak gosok seperti yang biasa kulakukan namun tidak mempan juga, malah semakin terasa aneh, tenggorokanku lebih tidak enak lagi, serasa ada yang mendesak ingin keluar. Kupikir asam lambungku yang naik karena telat makan, namun kali ini disertai pusing yang teramat sangat, setelah itu terasa ingin meludah terus menerus dan akhirnya….
“Hueeeekks…hueeeeksss”
Saya muntah untuk pertama kalinya, bukan hanya selama kehamilan, tapi juga seumur hidupku, baru kali ini saya merasakan yang namanya perut mules dan muntah, dan sumpah itu rasanya gak enak bener. Seingatku, seumur hidup, saya tidak pernah merasakan muntah (entahlah saat masih kecil yang luput dalam ingatan), namun sepanjang yang bisa kuingat, alhamdulilah saya tidak pernah merasakan muntah saat sakit atau mabok perjalanan, hampir semua transportasi darat, laut, dan udara sudah saya tumpangi dan tidak pernah mengalami mabok perjalanan apalagi muntah, bahkan meskipun itu jalanannya berkelok, berliku, dan berbatu-batu, naik perahu kecil, naik jolor, alhamdulilah saya masih bisa tahan. Itulah juga yang menyebabkan saya pede dan berani melanglang buana, merantau kesana kemari karena saya tidak ada riwayat mabok perjalanan, beda dengan Khiya yang sering mabok dan mengharuskannya minum antimo sebelum perjalanan.
Karena itu, menghadapi kenyataan saya akhirnya muntah untuk pertama kalinya semalam saya sempat shock juga, takut gak bisa menghadapi seorang diri, takut kalau gejala ini berkelanjutan. Akhirnya saya hanya bisa terduduk di pintu toilet sambil berhueek-hueek mengeluarkan semua isi perut, jagung rebus yang kumakan sore tadi akhirnya keluar semua.
Tiba-tiba saya teringat percakapanku dengan Sukma beberapa waktu tadi yang penasaran rasanya muntah (sepertinya sekarang Allah menunjukkanku rasanya). Saya merasa Allah sedang berbisik kepadaku “Nih..akhirnya kamu sudah merasakan kan? Gimana, penasarannya udah hilang, atau masih mau merasakan lagi”? Menyadari hal itu, saya langsung beristigfar sejadi-jadinya, saya minta maaf sama Allah kalau tadi sudah sempat sombong dan takabbur, tidak bersyukur sudah dikasih kemudahan selama ini. Sambil mengoles minyak kayu putih ke perut, shalawat dan zikir tidak berhenti kulafadzkan berharap Allah memaafkanku.
Begitu agak enakan sikit, saya coba berbaring untuk tidur karena kepala udah puyeng sekali, tubuh juga udah lemas, namun mataku belum bisa menutup padahal malam sudah beranjak pukul 23.00. Belum sampai 15 menit berbaring, kembali lagi saya merasa gejala yang sama seperti tadi, bahkan kali ini mulesnya lebih parah, dan sayapun muntah yang kedua kalinya di malam itu, lebih banyak dari yang pertama. Mengalami hal ini saya tiba-tiba nangis, bukan karena saya baru merasakan yang namanya muntah-muntah yang beneran gak enak, namun karena rupanya Allah belum memaafkan kesombonganku tadi. Baru kali ini saya merasa lemah sekali, badan tiba-tiba menggigil padahal seluruh badan sudah digosok dan dihangatkan dengan minyak kayu putih.
Lama saya termenung di kamar mandi, lalu saya putuskan mengambil air wudhu dan di kuat-kuatkan untuk sholat taubat, padahal tenaga sudah terkuras habis, mata juga sudah meminta haknya untuk istirahat, namun saya takut kejadian ini berlanjut lagi kalau Allah belum ridho. Akhirnya saya sholat taubat 2 rakaat, setelah itu zikir dan berdoa, meminta keridhoan Allah untuk memaafkanku dan memohon ketenangan dan kesehatan menjalani masa-masa kehamilan ini.
Setelah itu, baru bisa sedikit tenang. Nengok jam dinding sudah jam 00.30, kepala dan mata sudah berat sekali. Saya coba untuk tidur kembali, berdoa sama Allah, tak lupa juga meminta yang di dalam perut supaya tidak rewel dan membantu bundanya memejamkan mata, apalagi besok masih harus kerja lagi. Alhamdulilah, mata akhirnya terpejam juga.
***
Mengalami kejadian yang tidak mengenakkan semalam, saya jadi banyak belajar tentang bahayanya sombong dan takabur, bahkan surga diharamkan untuk orang-orang yang sombong (Naudzubillah). Kita diberi kemudahan sama Allah, harusnya itu menjadikan kita banyak-banyak bersyukur, bukan malah menyinyirin orang yang lebih susah dari kita. Dan saya bersyukur Allah menunjukkan kuasaNya padaku, itu artinya Dia masih sayang padaKu dan ingin saya lebih baik lagi. Semoga besok-besok masih seperti sebelum-sebelumnya, Allah masih berkenan memberiku kemudahan menjalani kehamilan ini dengan aman terkendali, masih berkenan menjagaku di saat penjagaan keluargaku tidak sampai kepadaku, dan masih meridhoi langkahku berjuang mencari rezki buat keluarga. Terima kasih ya Allah atas pelajaranmu hari ini
Mengalami kejadian yang tidak mengenakkan semalam, saya jadi banyak belajar tentang bahayanya sombong dan takabur, bahkan surga diharamkan untuk orang-orang yang sombong (Naudzubillah). Kita diberi kemudahan sama Allah, harusnya itu menjadikan kita banyak-banyak bersyukur, bukan malah menyinyirin orang yang lebih susah dari kita. Dan saya bersyukur Allah menunjukkan kuasaNya padaku, itu artinya Dia masih sayang padaKu dan ingin saya lebih baik lagi. Semoga besok-besok masih seperti sebelum-sebelumnya, Allah masih berkenan memberiku kemudahan menjalani kehamilan ini dengan aman terkendali, masih berkenan menjagaku di saat penjagaan keluargaku tidak sampai kepadaku, dan masih meridhoi langkahku berjuang mencari rezki buat keluarga. Terima kasih ya Allah atas pelajaranmu hari ini
No comments:
Post a Comment