Tuesday, 7 November 2017

Sebentuk Arti Penantian Bagi Wanita

Penantian adalah sebuah ujian bagi wanita. Ketika seseorang mengetuk pintu hati, mengucap salam dan mengutarakan niat, saat itulah kebingungan melanda, keraguan mulai menggelayuti. Sedikit ketakutan, sepenggal keraguan, dicampuri aroma resah dan gelisah. Malu untuk menyambut salam karena belum merasa mengenal sepenuhnya. Ragu untuk menyapa karena belum yakin apakah dia orang yg pantas mendampingi, apakah dia bisa menjadi imam yang baik. Bingung memutuskan antara dibukanya pintu penantian atau tidak. Takut jika niat yang kau sampaikan hanya sebatas kata. Resah memikirkan ucapan atas kedatanganmu, gelisah saat diri ini tahu, bahwa kau datang bukan dalam keadaan siap untuk berjuang.
Yah, kita tahu bahwa kita tidak sama-sama siap sebenarnya. Kita tidak tahu siapa yang ditakdirkan untuk siapa. Dan kita tidak pernah tahu juga kapan sebuah perasaan itu perlahan muncul. Mengisi ruang kosong yang sedari dulu terkunci. Indah bukan? Ketika kau begitu berisik dalam doamu menyebut nama seseorang. Yah..nama seseorang yang telah berhasil membuka gembok hatimu. Meskipun tanpa sering berjumpa, pun tanpa sering bertegur sapa. Bertegur dan berjumpa hanya lewat untaian doa2 yang dipanjatkan.
Lelah, sudah pasti. Kamu tahu kan kalau menanti itu adalah pekerjaan yang melelahkan? Bahkan tak jarang banyak yang menyerah dengan penantiannya. Sekarang kau tanya bagaimana denganku? Yah, Mungkin aku juga bakalan lelah, namun bagiku menanti adalah suatu kenikmatan, dimana rasa sabarku teruji dan rasa keyakinanku juga semakin kuat. Meskipun terkadang keraguan itu sesekali muncul menyelip dalam hati. Namun, tiba2 terlintas tentang pengharapan pada cita2 dan mimpi2 kita dimasa depan yang terukir bahkan sebelum memulai penantian.
Lantas, masihkah merasa lelah? Mungkin saja, bagi mereka yang menanti hanya dengan pasif, menopang dagu, hanya menghayal, tanpa bergerak, dan tanpa merencanakan sesuatu. Namun tidak bagi mereka yang aktif, berupaya menjadi lebih baik, mempercantik hati dan memoles akhlaknya, menanti pastinya menjadi menyenangkan.
Hey? Kau pikir mengapa wanita bisa begitu setia menanti? Eiitts..jangan salah, mereka seperti itu karena mereka punya alasan kuat untuk bertahan, salah satunya adalah untuk melihat lelaki mana yang cukup berani untuk memperjuangkannya sebagai pendamping hidup.
Duhai..menanti itu mengasyikkan, sebab bisa menciptakan kerinduan. Menunggulah dengan sabar, sebab yang ditunggu itu in syaa Allah akan ada. Dan dia sedang bersiap2 menujumu. Maka bersiaplah, dan sambut kedatangannya dengan segala kebaikanmu.😊
#day44
#OneDayOnePost

No comments:

Post a Comment

Entah Apa Yang Merasukimu Bu Sukma

Setelah membandingkan konde dengan cadar, suara kidung dengan azan, sekarang Bu Sukma kumat lagi dengan membandingkan Nabi Muhammad denga...