Bekerja saat hamil memang terkadang memiliki risiko tersendiri, apalagi hamil di trimester pertama yang masih riskan resiko keguguran. Kondisi fisik yang cepat lelah, malas gerak, emosi tidak stabil, dan sering pusing membuat kerjaan semakin berat apalagi jika mengharuskan ibu hamil melakukan perjalanan dinas.
Dalam bekerja akan ada saat-saat kita bertugas dan melaksanakan perjalanan dinas, baik itu dinas ke luar kota maupun dinas yang dekat, baik yang menempuh perjalanan darat maupun udara. Seperti yang saya alami sekarang yang mengharuskanku melakukan perjalanan dinas seharian ke customer besok di Kotamobagu (+100 km), setelah itu lanjut ke Manado (+250 km). Mulailah saya galau lagi, takut tubuh kelelahan atau janin kenapa-kenapa. Pengen nolak tapi gimana? Saya gak mungkin melalaikan tanggung jawab, pengen ngalihkan ke yang lain, tapi kunjungan ini terkait masalah quality sedangkan saya gak punya anggota lain, mau tidak mau saya harus turun tangan langsung.
Dalam bekerja akan ada saat-saat kita bertugas dan melaksanakan perjalanan dinas, baik itu dinas ke luar kota maupun dinas yang dekat, baik yang menempuh perjalanan darat maupun udara. Seperti yang saya alami sekarang yang mengharuskanku melakukan perjalanan dinas seharian ke customer besok di Kotamobagu (+100 km), setelah itu lanjut ke Manado (+250 km). Mulailah saya galau lagi, takut tubuh kelelahan atau janin kenapa-kenapa. Pengen nolak tapi gimana? Saya gak mungkin melalaikan tanggung jawab, pengen ngalihkan ke yang lain, tapi kunjungan ini terkait masalah quality sedangkan saya gak punya anggota lain, mau tidak mau saya harus turun tangan langsung.
Sebelum ini saya sudah dua kali menolak perjalanan dinas, gak enak juga melalaikan tanggung jawab saat ada tugas dinas yang menanti. Pertama saat menolak ke Jakarta untuk mengikuti training P3K. Selama perusahaan mengurus sertifikat ISO dan SMK3, dimana mewajibkan pembentukan team P2K3 di pabrik yang telah ditraining sebelumnya sebagai salah satu syarat mendapatkan sertifikatnya. Kebetulan saya dipilih sebagai ketua P3K dan koordinator team lingkungan kerja, yang juga mengharuskanku mengikuti training P3K. Awal September kemarin Bang Ikhsan sebagai ketua team P2K3 telah dikirim mengikuti training ahli K3 umum, setelahnya harusnya giliranku lagi diutus untuk training P3K, namun begitu tahu kalau saya hamil, saya langsung mengajukan surat penundaan dinas training, alhamdulilah Pak Ref setuju dan menunda trainingku hingga tahun depan (inipun saya gak yakin bisa ikut, soalnya perut semakin membuncit pastinya kalau udah tahun depan). Tadinya saya sudah ngajuin pembatalan penunjukkanku sebagai ketua P3K dan ingin mengalihkannya ke Lia, tapi Lia juga sudah ada jabatan sendiri, Pak Ref cuma bilang “Gak apa-apa Tris, kalau kamu gak bisa training tahun depan, Lia aja nanti yang pergi, tapi yang menjabat sebagai ketua P3K yah tetap kamu”. Agak aneh sih sebenarnya, yang training siapa, yang menjabat siapa, tapi ya sudahlah, daripada babyku kenapa-kenapa, biar nanti kalau beneran gak bisa ikutan training, saya bisa baca-baca materi training yang diikuti Lia saat menggantikanku.
Kedua saat kemarin ada rencana dinas ke Makassar bareng Pak Ref mencari suppliyer bahan baku Quick lime lokal. Bosku di Jakarta gak tahu kalau saya lagi hamil, jadi saya mau di utus dinas ke Makassar karena dia pikir saya juga orang sana, jadi pastinya lebih tahu kondisi dan jalan disana, apalagi sekalian kunjungan pabrik juga untuk melihat proses pembakaran dan analisa QL disana, masih berhubungan dengan kerjaanku sih sebenarnya. Jujur, sebenarnya saya appreciate sekali menyambut ajakan dinas ini, sekalian bisa pulkam juga kan? Namun mengingat kondisi yang tidak memungkinkan dan belum terlalu safety naik pesawat, apalagi dinasnya cuma sehari doang itupun kebanyakan di jalan, takut kecapean (kondisi waktu itu juga gejala pusing meningkat drastis), akhirnya dengan berat hati dan sedikit merasa bersalah, saya menolak ajakan dinas ini, untung pak Ref mengerti, dan akhirnya pak Ref sendiri yang pergi, saya cuma bisa nitip titipan makanan haha
Karena udah dua kali nolak inilah, saya jadi gak enak kalau harus nolak lagi untuk yang ketiga kalinya, toh dinas kali ini juga bisa ditempuh lewat jalur darat, jadi kupikir masih sangguplah saya. Meskipun Pak Ref berkali-kali bertanya “Bisa kan? Kalau gak bisa jangan dipaksa”, saya hanya jawab “Insya Allah bisa pak”. Saya selalu berusaha meyakinkan diri sendiri kalau saya bisa melewati ini, Allah sesuai persangkaan hambaNya, kalau saya yakin saya mampu, insyaa Allah akan Allah mampukan.
Akhirnya, saya siapkanlah perlengkapan untuk berangkat besok, karena besok saya berangkat agak pagi, maka malam mini harus cepat tidur. Perlengkapan kali ini agak berbeda dengan yang biasa kubawa saat dinas, karena kali ini saya akan membawa bantal untuk tiduran di mobil dan cemilan yang agak banyak, tidak lupa minyak kayu putih, aromatheraphy, minyak gosok dkk nya muehehe.
Seumur-umur saya bekerja dan dinas keluar, baru kali ini pergi bawa bantal dan cemilan sekomplit ini haha (ini mau pergi dinas atau pergi travelling yah?
), padahal juga ntar bakalan lewat alfamart atau indomaret, tapi gak apa-apa kan sedia cemilan sebelum lapar wkwkwkw.
![]() |
Dan inilah perlengkapan tempur bumil yang akan pergi dinas haha |
Alhamdulilah perjalanan dinasnya berjalan lancar dan aman-aman saja, meskipun sempat diwarnai acara nyasar-nyasaran karena jalan yang biasa dilewati longsor, alhasil mesti muter jauh dan cari jalan baru, jalannya juga masih jalanan tambang, belum di aspal, meskipun agak cemas-cemas sikit karena perutku berguncang-guncang, sempat mual sikit (alhamdulilah gak sampai muntah), namun akhirnya saya bisa melaluinya juga.
Thanks to Allah yang masih selalu membersamai disetiap aktifitasku, juga kepada si baby di dalam perut yang alhamdulilah anteng-anteng dan gak rewel dibawa kemana-mana sama bundanya yang aktif banget ini haha. Semangat nak’, anggap saja ini didikan pertamamu, karena saya sedang melatih diri agar kelak mampu membawamu kemana saja, dan tidak akan meninggalkanmu sejengkalpun 
.

No comments:
Post a Comment