Sunday, 5 November 2017

Gadis Kecil Itu Bernama Masyita

Usianya baru genap tujuh tahun seminggu yang lalu. Tapi pemikirannya jauh diatas anak-anak seusianya. Badannya yang bisa dikata gembul juga tinggi, membuat orang tak menyangka usianya masih enam tahun dan baru duduk di bangku kelas 1 SD. Tapi di sini saya ingin membagi sedikit cerita tentang santri saya yang satu ini.
Ada banyak cerita darinya yang tak habis untuk diceritakan. Di usia yang baru genap dua tahun, Masyita harus merasakan pahitnya perpisahan ayah bundanya. Di usia dua tahun pula dia harus rela berbagi kasih sayang dengan adiknya. Tapi tak ada keluhan, tak ada cari perhatian yang berlebih. Malahan dia memberikan perhatian lebih untuk adik bayinya. Di usia tiga tahun dia diasuh neneknya, jauh dari ibu juga adiknya. Karena ibunya ketika itu harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan kedua anaknya, pun dia belum sanggup menjaga dua anak yang sama-sama aktif.
Perjalanan hidup yang dari awal tak mulus, memaksa pikiran kecilnya bersikap lebih dewasa dibanding usia sesungguhnya. Ketika usianya lima tahun, ibu menjemput Masyita kembali. Ternyata setelah berkumpul kembali dengan adiknya, sikap dewasanya bertambah. Sering membantu ibu menjaga adiknya. Terkadang tanpa diminta membantu pekerjaan rumah.
Masyita yang masih anak-anak, tak seharusnya berpikir sedemikian. Mungkin ibunya di anggap ibu yang tidak becus karena menelantarkan anak, bukannya menjaga anak-anak malah menitipkan pada nenek. Meskipun masih anak-anak, dia sudah sering membantu ibunya menjual kue untuk memenuhi kebutuhan keluarganya, bahkan tidak jarang dia menggendong adiknya yang berusia 8 bulan, sementara ibunya menjajakan kue keliling.
“Ma, nanti kalo bunda pulang kan mau jualan kue, nanti Masyita bantu ya.”
Atau
“Ma, Masyita akan belajar yang rajin biar dapat beasiswa, jadi gak ngerepotin mama lagi untuk bayar sekolah Masyita.”
Atau
“Ma, tak doain supaya kita dapat banyak rejeki, nanti bisa buat sekolah Masyita, kalau Masyita sudah besar, gantian Masyita yang ngurus Mama.”
Begitulah gadis kecil itu begitu dewasa menyikapi kehidupan keluarganya. Masyita Tak pernah menuntut apa-apa dan tidak ingin merepotkan ibundanya. Dan saya sangat bangga padanya.
#day42
#TantanganPekan6
#OneDayOnePost

No comments:

Post a Comment

Entah Apa Yang Merasukimu Bu Sukma

Setelah membandingkan konde dengan cadar, suara kidung dengan azan, sekarang Bu Sukma kumat lagi dengan membandingkan Nabi Muhammad denga...