Harusnya ini bukan pertama kalinya saya menulis tentang pak suami, malah bisa dibilang hampir tiap waktu saya menulis sesuatu tentangnya. Namun ini pertama kalinya saya menulis secara terang-terangan. Rasanya seperti genderang mau perang, gemuruhnya gaduh membuat hati riuh *saya grogi* haha.
Namun karena hari ini pak suami ceritanya lagi milad, makanya ada pengecualian muehehe. Gak apa-apa lah yah, sekali-kali cyiin. Ya ampun..mau ngucapin selamat ultah aja intronya panjang bener yak? Pengaruh grogi atau nervous kah? Haha.
Baiklah..jangan sampai pak suami langsung eneg membaca kata pengantar yang panjang kali lebar ini, saya langsung saja deh.
Dear Zaujiy..
Hari ini kamu lagi ultah yah say? (udah tahu nanya? Haha).
Ini adalah hari yang bersejarah buatmu. Hari ini, genap sudah usiamu 30 tahun. Tak terasa bukan? sudah sejak 30 tahun yang lalu kau mengukir cerita hidup di dunia untuk bekal pulang. Jika saja mengikuti takdir hidup Rasulullah, perjalananmu harusnya tinggal setengah episode lagi. Namun dear, kita patut bersyukur bahwa setidaknya, sedikitnya, masih ada setengah episode lagi yang bisa kau jalani. Dan semoga dalam takdir hidupmu, apa pun itu, selalu ada aku yang membersamai perjalananmu (Amin ya Allah..panjangkanlah usia kami dan rahmatilah sisa umur kami)
Tiga puluh adalah usia yang tidak lagi remaja, namun usia itu adalah usia yang menandai kematangan bagi seorang laki-laki dewasa, terkhusus dengan titelmu sebagai suami. Usia yang sudah bisa menjadi reminder buat kita akan hakikat hidup didunia ini. Usia yang sudah bisa menjadi alarm kalau jatah usia kita untuk hidup berkurang lagi. Semoga kau bisa semakin bijak memakai jatah usia yang tersisa, dan semoga Allah memberkahi umurmu (Amien ya Rabb)
Tidak ada harapanku yang lain padamu selain harapan agar “Jauhilah Riba dan Berhentilah Berhutang”. Saya tidak pernah meminta sesuatu padamu, pun tidak pernah menuntutmu memberiku harta benda macam-macam, saya hanya berharap kita bisa hidup tenang tanpa riba dan tanpa utang. Bukan harta, bukan rumah, bukan kemewahan dunia yang bisa membuat kita bahagia, tapi hati yang bersyukur dan bebas dari utang sudah cukup membuat hati kita tenang dan bahagia.
Karena itu, hari ini di hari yang special buatmu, saya hanya bisa berdoa. Sebagai pengagummu, saya berdoa agar saya bisa selalu menjadi wanita yang menghuni hatimu. Sebagai istrimu, saya berdoa agar usiamu senantiasa diberkahi, pandangan matamu dijernihkan, dan hatimu dilapangkan menerima petunjukNya. Sebagai teman hidupmu, saya berdoa agar kamu tak lelah membimbingku mengarungi kehidupan yang kadang melelahkan ini. Ingatkan saya jika salah, tegur saya dengan kasih sayang dan kelembutanmu. Sebagai calon ayah dari anak-anakku, saya berdoa agar kau diberi jalan rezki yang luas untuk menafkahi kami, hati yang bening untuk mengawal mereka nantinya, dan figur yang kokoh untuk mereka teladani.
Selamat Ulang Tahun Cinta, selamat merenungi kembali perjalananmu. Ulang tahun kali ini kau telah dipercaya Allah mengemban amanah baru sebagai suami, sebuah titel dengan tanggung jawab yang sangat berat yang akan kau pertanggung jawabkan nanti di hadapanNya kelak. Kau akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinan dalam keluargamu. Maka, mintalah selalu petunjukNya dan selalu berdoa agar Allah membimbing dan memampukan dirimu dalam menjalani peranmu ini.
Selamat Ulang Tahun, kekasih hati.
Terimalah cintaku sebagai kado terindah buatmu.
Sembilan bulan bersamamu, maaafkan diriku karena tidak bisa membersamai setiap harimu, bahkan di hari specialmu ini saja saya masih belum mampu berada disisimu 
Saya tutup dengan sebuah kalimat;Nabi Muhammad punya Khadijah sebagai penguat dakwahnya.
Habibie punya Ainun sebagai sumber kekuatannya.
Maka, izinkan juga saya menjadi wanitamu, pendamping setia hingga kaki menapak di Surga kelak. Amin.
Di sudut terpencil Sulut, saya merindumu.
No comments:
Post a Comment