Thursday, 22 February 2018

Ayah Bunda Jadikan Aku Hafidz Qur’an

Seperti yang sudah saya tuliskan di postinganku sebelumnya tentang salah satu prioritas dan resolusi saya untuk mengisi masa-masa kehamilan kali ini yaitu memiliki waktu-waktu khusus untuk membaca, karena itu, kali ini saya ingin sharing tentang buku yang membuat saya haru beberapa hari ini, dan sudah seminggu belakangan menemani saya siang malam, judul bukunya yaitu buku “Ayah Bunda Jadikan Aku Hafidz Qur’an” 
Baca juga (My Pregnant Resolution)
Dua kata untuk buku ini, Masya Allah. Baru pembukaannya saja udah bikin saya haru sampai netes-netes air mata. Buku ini berhasil membuat calon emak macam saya jadi minder dan galau sekaligus banyak-banyak bercermin “Duh..ya Allah..saya yang ngajinya masih alakadarnya, yang tilawah dan tahsinnya masih acakadut, yang hafalan qur’annya masih muter-muter di juz 30 aja, apa iya bisa mendidik anak-anaknya jadi penghafal qur’an nantinya?
Sebab di bab-bab awal dijelaskan kalau pendidikan seorang anak ada dipundak orang tuanya dan kesholehan anak adalah buah dari kesholehan orang tuanya, artinya jika kita ingin menghasilkan anak yang sholeh, orang tuanya dulu yang berusaha mensholehkan diri, kalau ingin anak kita jadi penghafal qur’an, maka orang tuanya dulu yang harus berakrab-akrab ria dengan Al Qur’an agar bisa nular juga ke anak karena terbiasa melihat orangtuanya.
Karena itu dalam buku ini di bahas bagaimana cara orang tua mendidik anak-anaknya dengan Al Qur’an, juga langkah-langkah dan strategi apa saja yang harus dilakukan orang tua yang bercita-cita memiliki anak penghafal Qur’an, lengkap dengan tabel yang bisa di centang-centang.
Karena kado terindah dari seorang anak yang menghafal Al Qur’an untuk orang tuanya di akhirat kelak begitu indah yaitu “Dipakaikan di atas kepalanya mahkota yang megah, dan dipakaikan kepada kedua orang tuanya jubah kemuliaan yang sama sekali tidak pernah dikenakan oleh penduduk dunia. Lalu keduanya berkata; mengapa kami berdua dipakaikan pakaian ini? Maka dikatakan pada kedua orang tuanya, semua ini karena anak kalian menjadikan Al Qur’an sebagai sahabatnya.” Masya Allah 
Setelah mendapat kabar bahwa kado terindah untuk para orang tua yang anak-anaknya menghafal qur’an adalah diberikan mahkota kemuliaan di akhirat kelak, selanjutnya adalah mupeng dan baper, Ya Allah…Mau banget😍. Nah, orang tua mana sih yang tidak menginginkan anak-anaknya menjadi penghafal kitabullah? Pasti semua langsung ngacung kan? Mau..mau..mau..😊
Lalu, di halaman berikutnya kita akan bertemu kisah-kisah inspiratif dari ibu-ibu terbaik yang berhasil membuat anaknya menghafal dan mencintai Al Qur’an. Membaca bagian ini, saya hanya bisa ngangguk-ngangguk takzim sembari mengiyakan bahwa memang peran orang tua dalam mendidik anak-anaknya memegang peranan utama, bahwa anak-anak yang sholeh lahir dari rahim ibu yang shalihah (kalau sudah begini saya jadi banyak-banyak ngaca “Ya Allah..saya yang begini ini, yang banyak dosa dan aib, yang tidak sempurna ini, semoga masih Engkau beri kesempatan untuk mendapatkan anak sholeh/sholehah, amien). Ibu sholehah yang mengajarkan bagaimana tauhid mengakar kuat dalam dada anaknya, bagaimana iman terpatri dalam jiwa, dan bagaimana taqwa itu tertanam dalam diri anak-anaknya. Masya Allah.
Mungkin karena pentingnya perkara kesholehan orang tua yang sangat berpengaruh pada anak, itulah mengapa para salaf dahulu sungguh-sungguh beribadah demi kebaikan anak cucu mereka. Sa’id Ibnu Musyyaib berkata “Sesungguhnya ketika sholat aku ingat anakku, maka aku menambah sholatku”. Dari perkataan itulah juga, saya jadi tahu bahwa ternyata pembentukan generasi Rabbani itu dimulai dari orangtuanya terlebih dahulu.
Di pembahasan selanjutnya, kita akan bertemu kiat dan metode yang harus diperhatikan oleh keluarga muslim yang menghendaki anak-anak mereka menghafal Al Qur’an diusia dini, karena pendidikan Al Qur’an untuk anak ditekankan untuk dimulai sejak masih balita, dan diharapkan sudah khatam 30 juz sebelum anak memasuki usia baligh, tentunya dengan pendidikan dari orangtuanya.
Di bab terakhir, dibahas amalan-amalan apa saja yang bisa dikerjakan untuk menguatkan hafalan, dan dosa-dosa apa saja yang bisa merontokkan dan menghilangkan hafalan, juga hambatan-hambatan dalam menghafal Al Qur’an bagi anak-anak usia dini, lengkap dengan solusinya.
Akhir kata, buku ini sepertinya wajib dimiliki oleh setiap keluarga muslim yang bercita-cita membentuk dan membangun keluarga Qur’an di rumahnya.
Semoga bermanfaat πŸ˜Š

No comments:

Post a Comment

Entah Apa Yang Merasukimu Bu Sukma

Setelah membandingkan konde dengan cadar, suara kidung dengan azan, sekarang Bu Sukma kumat lagi dengan membandingkan Nabi Muhammad denga...