Sunday, 28 January 2018

Rahasia Mencetak Hafidz Qur’an Sejak Balita

Beberapa hari yang lalu saya mendapat kiriman poster seminar “Qur’anic Parenting” (gambar di bawah) di salah satu grup whatsapp yang kuikuti. Jujur saja, seminar yang mengusung tema “Rahasia Mencetak Hafidz Qur’an Sejak Balita” ini lumayan menarik perhatianku yang memang saat ini lagi hamil dan begitu mengharapkan anak-anakku kelak juga bisa menjadi hafidz qur’an *amieen*, apalagi momentnya yang pas banget waktunya dengan jadwal cutiku.
Akhirnya setelah janjian dengan teman di salah satu grup ODOJ yang juga bunda dari 2 orang balita, kami pun mendaftarkan diri. Memang sih seminarnya berbayar, tapi menurutku gak apa-apalah yah, toh sebanding dengan tempat seminarnya di hotel dan nara sumbernya Ummu Fawwaz dan keluarga (keluarga yang memperkenalkan cara menghafal qur’an dengan metode tabarak di Indonesia), juga seorang penulis yang lumayan punya nama, apalagi dapat ilmu dan pengalaman yang jarang-jarang kita dapat. Kami sengaja ngambil VIP biar dapat bonus buku dan file ayat-ayat Al Qur’an, juga agar kebagian duduk paling depan, toh selisihnya juga gak seberapa.
Seminar dibuka dengan penampilan anak-anak di rumah qur’an savati dan rumah qur’an hafidz hafidzah (usianya sekitar 3-5 tahun) yang menghafalkan surah Ar Rahman dan Asmaul Husnah. Melihat anak-anak ini yang murojaah dengan matanya yang berbinar membuat terharu para orang tuanya (beberapa bunda saya lihat menitikkan air mata saat anak-anaknya tampil diatas panggung). Saya tiba-tiba membayangkan mungkin juga akan seperti itu jika kelak suatu saat nanti anakku juga bisa tampil menghafal qur’an seperti mereka. Masya Allah, lucu juga melihat mereka rebutan mikrofon untuk bisa membaca al qur’an. Meskipun masih banyak yang suaranya cadel tapi tidak mengurangi semangat para anak-anak penghafal qur’an ini.
Sesi selanjutnya adalah penampilan keluarga fawwaz sebagai nara sumber di hari itu. Oh..iya..Fawwaz ini adalah finalis Hafidz Indonesia di RCTI tahun 2015. Bu Ida (Ummu fawwaz) banyak berbagi pengalamannya saat mendampingi anak-anaknya hingga Fawwaz bisa menjadi hafidz 30 juz dan Sannah (yang lahir prematur, beratnya hanya 1,7 kg sewaktu lahir) sekarang sudah hafal 10 juz. Masya Allah banget . Beliau menceritakan pengalaman Fawwaz saat berada di Markaz Tabarak (markaz menghafal qur’an) di Mesir. Ada satu kalimat yang paling saya garis bawahi dari perkataannya yaitu “Jangan takut tidak tegaan pada anak, karena banyak orang tua yang merasa kasihan pada anaknya yang masih balita sehingga tidak tega memberikan anak hafalan qur’an, apalagi jika sudah ada intervensi dari orang lain. Masa balita adalah masa emas (golden age) untuk anak-anak menghafal qur’an. Di masa inilah kita mulai membangun fondasi yang kokoh untuk anak-anak kita kelak, dan hafalan saat masih balita lebih mudah diingat dan akan terkenang daripada hafalan saat sudah besar”.
Berikut poin-poin penting yang saya catat dari hasil seminar tersebut;
  • Keutamaan Menghafal Al Qur’an Sewaktu Kecil 
  1. Akan tercampur dalam daging dan darah anak-anak (Barang siapa yang belajar Al Qur’an pada waktu kecil, maka Allah akan mencampurkan Al Qur’an itu dalam daging dan darahnya)
  2. Segera mendapatkan pahalanya (Diriwayatkan dari Anas bahwa seorang anak yang belum mencapai usia baligh apabila mengerjakan kebaikan, maka akan dicatat juga pahala untuk kedua orang tuanya. Apabila melakukan dosa, tidak dicatat untuknya maupun juga untuk orang tuanya.
  3. Menolak bala’ bagi keluarganya (Dari Hudzaifah bin Yaman, ia berkata bahwa Rasul bersabda: “Sesungguhnya Allah akan menimpakan azab kepada suatu kaum, kemudian Allah mendengar seorang bayi atau anak dari mereka membaca “Alhamdulillahi Rabbil Alamin“, maka Allah akan mengangkat bala tersebut selama 40 tahun karena bacaan anak tersebut)
  4. Awet bagaikan ukiran di atas batu (Belajar di waktu kecil itu bagaikan mengukir di atas batu)
  • Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Mendampingi Anak Menghafal Al Qur’an
  1. Makanan pendamping dalam menghafal yaitu susu, kurma dan madu.
  2. Istirahat yang cukup, tidur setelah sholat Isya dan bangun di pagi hari. Tidak boleh kurang dari 12 jam  dan bangun di pagi hari
  3. Hafalan harus di ulang-ulangi
  4. Jangan dengarkan bisikan syaitan yang selalu membisikkan suara jahat kalau mereka adalah anak kecil yang tidak boleh di bebani dengan menghafal
  • 7 Langkah Metode Menghafal Ala Tabarak
  • Sebelum Menghafal
  1. Niat ikhlas mencari ridho Allah
  2. Berdoa pada waktu mustajab
  3. Menentukan jadwal harian
  4. Menyiapkan kotak hadiah yang dibungkus
  • Ketika Menghafal
  1. Menyediakan tempat yang cocok dan mendengarkan murottal para syaikh
  2. Memulai hafalan dari surah An Naba
  • Setelah Menghafal
  1. Memberikan hadiah kepada anak atas prestasi mereka.
  • Kunci Sukses Orang Tua Menjadikan Anaknya Hafidz  Qur’an  
  1. Doa dan keikhlasan (Doa dan qada itu saling berkaitan hingga hari kiamat)
  2. Perencanaan yang matang dari awal pernikahan (siapapun yang merencanakan punya anak hafidz hendaknya mulai memperbaiki bacaan qur’an danibunya mulai sering membacakan qur’an semasa hamil, bisa membaca sendiri atau melalui audio 1 juz al qur’an di ulang-ulang 5-6x sehari , sehingga kehamilan 9 bulan sudah khatam 45 kali, dan selama 2 tahun bayi telah khatam 165 kali)
  3. Action dan Komitmen (Dalam proses menghafal qur’an di perlukan konsisten dan komitmen dari orang tua, ketika datang bisikan syaitan selama prosesnya maka ucapkan taawudz “Audzubillahi minasyaitonirrojim
  4. Dokumentasi setiap proses anak menghafal qur’an (Keluarga Dr. El Labody, penemu metode Tabarak yang sukses mencetak ketiga anaknya -Tabarak, Yazid, Zeenah- menghafal qur’an saat usia 4,5 tahun tidak pernah ketinggalan menulis apapun terkait dengan hafalan dan capaian anak-anaknya dengan harapan apa yang ia tulis bisa bermanfaat buat anak setelahnya atau orang lain)
  5. Talqin dan tasmi sebanyak 20 kali (Allah menganugerahkan telinga kepada manusia sebagai alat pendengaran, dan alat inilah yang digunakan oleh tuna netra untuk menghafalkan qur’an karena sering mendengar ayat tersebut, dan betapa banyak anak kecil yang belum bisa membaca bisa menghafal surah tanpa pernah di ajari oleh orang tuanya karena mereka sering mendengar audio surah tersebut setiap hari)
  6. Taqwa dan tawakkal ( taqwa dan tawakkal di tambah sholat akan sangat memudahkan proses menghafal, usahakan sholat di awal waktu)
Untuk memaksimalkan menghafal Al Qur’an berikut aplikasi file ayat yang direkomendasikan (kebetulan karena kemarin ngambil VIP, jadi dikasih filenya, lengkap dengan audio 7 syaikh, jadi gak perlu download lagi yang membutuhkan waktu lama, alhamdulilah).
Jadi aplikasi ini bagus sekali untuk proses menghafal karena surah ayat yang ingin kita murojaah bisa di ulang-ulang sesuai keinginan kita, bisa mencari kata dalam al Qur’an, dan koleksi syaikhnya lumayan banyak juga (di play store juga ada kok). Kata ustadznya jika untuk menghafal anak syaikh yang direkomendasikan adalah syaikh Husory karena iramanya berat dan pelan, gaya bacaannya lambat dan di potong-potong, juga syaikh ini menerapkan teknik pernapasan sehingga sangat cocok bagi pemula, khususnya anak-anak untuk menghafal.
The last, setelah mengikuti seminar ini saya bisa menyimpulkan bahwa untuk membuat anak-anak usia 3-5 tahun mencintai Al Qur’an adalah dengan cara menjadikan interaksi mereka dengan Al Qur’an menjadi sesuatu yang menyenangkan dan penuh kebahagiaan, ada hadiahnya, penuh dengan pujian, mendapatkan senyuman terindah, menemukan tatapan penuh cinta, pelukan hangat, ciuman lembut, dan belaian. Sehingga kesan yang tertanam dalam pikiran anak adalah “Al Qur’an itu adalah cinta dan kasih sayang ayah dan bundanya” sehingga mereka juga akan mencintai Al Qur’an.
Semoga kita semua dianugerahi anak-anak yang sholeh/sholehah, qurrota a’yun, penghafal qur’an yang bisa memakaikan mahkota kemuliaan buat orang tuanya di akhitat kelak. Amien.
Yuk..sama-sama usaha bunda, semoga Allah mudahkan, insyaa Allah😊.

Sebentuk Arti Perhatian Bagi Wanita

Wanita adalah makhluk perasaan. Karena itu mereka membutuhkan perhatian yang lebih banyak daripada laki-laki. Bagi wanita, perhatian selalu penting. Ada perasaan begitu di hargai, di perhatikan, di prioritaskan, ketika ada orang yang memberikan perhatian kepada kita, dan betapa bahagianya ketika ada orang lain yang bisa mengerti kita tanpa perlu diminta, apalagi jika perhatian itu datangnya dari orang-orang yang kita sayang yang pastinya perhatiannya sangat kita harapkan.
Semua laki-laki harusnya mengerti bahwa untuk mendapatkan dan memelihara cinta seorang wanita, yang harus dilakukan seorang laki-laki hanyalah memberikan perhatian yang cukup, perhatian yang tulus kepada wanitanya. Namun sayangnya, tidak semua laki-laki bisa begitu. Bahkan terhadap pasangannya sendiri.

Seorang temanku pernah bilang bahwa menikahi laki-laki yang tidak perhatian adalah sepertiga dari penderitaan hidup. Entahlah, saya juga tidak mengerti darimana dia mengambil kesimpulan seperti itu sehingga angka itu muncul. Mungkin berdasarkan pengalamannya, yang menggenap lebih dulu daripada saya, hati dan pikirannya sering direpotkan menghadapi pasangannya yang kurang perhatian. Betapa ia berharap seorang laki-laki yang selalu perhatian terhadap dirinya. Namun setelah hidup menggenap, ia merasa kehilangan perhatian dari pasangannya, yang sebelum menikah dulu begitu perhatian padanya, begitu rajin menghubunginya setiap waktu.
Waktu itu saya berpikir mungkin temanku ini yang terlalu berlebihan karena memang orangnya yang sensitif, mungkin kebutuhan dia terhadap perhatian pasangannya yang begitu tinggi sehingga gampang baper atau pasangannya yang sudah tidak sebegitu perhatiannya terhadap dirinya. Dia punya kebutuhan bernama perhatian, kebutuhan yang hanya bisa dipenuhi oleh orang lain, dan ironisnya kebutuhan itu tidak bisa dipenuhi oleh pasangannya sendiri.
Akhirnya setelah menggenap saya merasakan sendiri betapa perhatian itu sangat penting bagi seorang wanita terutama sebagai istri. Perhatian bukan berarti suami harus romantis terus ataupun tiap hari berkata-kata mesra dengan istri. Namun, menyempatkan diri menghubungi istri ditengah kesibukan dan pekerjaan yang mungkin sangat padat-padatnya adalah salah satu contoh bentuk perhatian. Ada rasa dihargai, ada rasa memiliki, ada rasa dibutuhkan, ada rasa sayang, dan rasa cinta dihati wanita jika lelakinya menghubunginya meskipun hanya sekedar menanyakan kabar ditengah padat-padatnya aktifitas pekerjaannya.
Seorang teman cowok pernah memposting status yang kurang lebih isinya seperti ini ” Lelaki yang 24 jam chat sama kamu sebenarnya pemalas. Kenapa? Karena tidak ada kerjaan lain.  Kerjaan lelakimu hanya berdiam diri dikamar, on charger hp, on chat, on group dan mencari ketenaran didunia maya. Apakah lelaki seperti itu yang kamu banggakan dan idamkan? Kamu lebih memilih lelaki seperti itu dibanding lelaki yang kamu marahi dan kamu complain karena sibuk dan jarang ada waktu bermesraan dengan kamu? Percayalah, lelaki yang kamu complain itu sebenarnya sedang berusaha mengejarkan sesuatu untuk membahagiakanmu”. 
Yah., mungkin kalimat itu ada benarnya juga, namun tahukah kalian duhai para lelaki, kalau bagi wanita perhatian itu adalah kebutuhan primer? Diperhatikan bukan berarti harus 24 jam di depan handphone membalas chat, atau nelpon terus-terusan sepanjang hari. Bukan..bukan perhatian seperti itu juga yang kami harapkan, namun kami para wanita hanya berharap kalian bisa sedikit memprioritaskan waktu untuk menghubungi kami. Meskipun hanya menanyakan kabar ataupun bercerita sesuatu yang tidak penting sekalipun, tidak mengapa.
Kata om Mario Teguh “Lelaki yang baik adalah lelaki yang tahu memprioritaskan waktunya untuk menghubungi wanitanya meski sesibuk apapun dirinya, demi untuk menjaga agar wanitanya tidak khawatir kepadanya. Itulah lelaki sejati yang tahu bagaimana memprioritaskan hal-hal kecil tuntuk membahagiakan istrinya.”

Saturday, 20 January 2018

Kepo Saat Hamil, Yeay Or Nay?

Salah satu hal yang tidak terelakkan saat hamil adalah kepo yang melambung jauh. Mau tau ini, mau tau itu, sibuk bertanya kesini, bertanya kesitu, goggling sana, goggling sini, cari referensi dari sumber satu ke sumber yang lain, baca buku yang ini, baca buku yang itu dan masih banyak lagi kekepoan yang lain yang selalu membuat saya untuk terus mencari tahu tentang seluk beluk kehamilan. Inilah yang saya rasakan pemirsah haha (mungkin karena kehamilan perdana kali yah jadi banyak rasa ingin tahunya )
Alhamdulilah, kepo yang saya rasakan bersambut dengan banyaknya interaksi dengan istri-istri temanku yang udah pernah hamil dan menjadi ibu duluan, sehingga saya banyak mengambil pengalaman dari pengalaman hamil mereka, banyak hal-hal baru juga yang saya tahu dari mereka. Saran-saranpun mengalir deras, pertanyaan dari saya juga tak kalah derasnya, gosip terbaru berkenaan dengan kehamilan dan melahirkanpun tak tertinggal haha (dasar ibu-ibu). Meskipun ada beberapa dari mereka yang usianya lebih muda dari saya, namun saya tidak segan bertanya karena dia sudah duluan ada pengalaman, dan dia juga tak segan memberi penjelasan.
Untuk saya yang baru pertama kali merasakan kehamilan, apalagi di tambah kondisi yang jauh dari keluarga, terkadang kepo yang saya rasakan berubah menjadi parno. Namun saya rasa wajarlah yah, tujuannya apa lagi kalau bukan untuk kebaikan si buah hati di dalam perut.
Begitu kehamilan saya terdeteksi, saya menjadi over protective. Mau makan sesuatu mesti nanya sana sini dulu, harus nge goggling dulu, apakah makanan yang akan saya konsumsi ini aman untuk janin atau tidak? Mau ngerjain sesuatu, berpikir dulu, ini boleh gak di lakukan atau bakalan membahayakan si janin? Meskipun disini tidak banyak pilihan makanan, namun saya masih bisa memilih mana makanan yang bisa dan tidak bisa dikonsumsi ibu hamil.
Saya bersyukur punya rasa ingin tahu yang besar, setidaknya bisa meminimalisir dampak yang tidak diinginkan. Seperti habbatusaudah yang sejak beberapa tahun lalu sudah menjadi konsumsi rutinku setiap hari, begitu hamil saya iseng ngegoggling tentang khasiat habbatussauda untuk bumil, ini karena saya tahu kalau habbatusauda kata Nabi adalah obat dari segala macam penyakit kecuali kematian. Tadinya dosisnya ingin kunaikkan karena kupikir baik untuk menghilangkan capek dan lelah yang sering melanda ibu hamil, namun ternyata betapa kagetnya saya saat mendapati beberapa artikel kalau ternyata habbatusauda bisa menyebabkan keguguran karena efeknya yang panas, dan bisa menyebabkan kontraksi. Ada beberapa artikel yang membolehkan namun nanti di trimester akhir, kalau masih trimester pertama masih haram hukumnya. Bahkan di artikel yang kubaca itu habbatusauda bisa digunakan sebagai obat KB alami jika tidak ingin hamil. Yassalam..saya langsung shock mendapati kenyataan ini, apalagi di 4 minggu pertama kehamilanku (sebelum saya sadar kalau lagi hamil) saya masih rutin mengkonsumsi habbatussauda 2 kapsul sehari. Akhirnya setelah tahu, saya langsung stop meminumnya, padahal masih ada 2 botol yang kubawa dari Makassar, segelnyapun belum saya buka. Sejak itu saya jadi takut minum obat, bahkan obat dari dokter kandunganpun (yang bukan termasuk vitamin dan suplemen) banyak yang tidak saya minum, kecuali jika ada keluhan yang saya rasakan. Gak apa-apalah rugi beli obat mahal-mahal, yang penting janinku sehat-sehat dan tidak kena efek samping dari doping obat-obatan.
Selain kepo, parno juga kerap kali menghampiri. Saat mendengar ada istri teman yang keguguran, saya tetiba jadi wartawan gadungan, nanya sampai sedetil-detilnya penyebab kegugurannya. Kok bisa? Habis ngapain? Habis makan apa? Ada riwayat penyakit apa? Haduh..pokoknya semua kekepoan dalam benak tak segan-segan ditanyakan deh haha. Tujuannya apa lagi, supaya saya bisa menghindarinya. Setidaknya dengan mengetahui penyebabnya, kita bisa mengambil pelajaran dari pengalaman orang lain. Apalagi istri temanku ini hanya tinggal di rumah, itupun di dampingi suaminya tiap hari. Nah kan..saya langsung parno dong, mengingat saya tiap hari sibuk beraktifitas, terkadang lelah melanda, belum lagi naik turun tangga kadang 3x sehari, gak di dampingi suami pula, gimana gak takut bin parno coba? Namun, saya percaya ada campur tangan Allah disini, bukan hanya persoalan kandungan yang kuat atau lemah, kondisi fisik yang kuat atau lemah, ataupun ada riwayat penyakit sebelumnya atau tidak, tapi semua sudah takdir Allah.
Begitu pula sama istri teman yang sama-sama juga lagi hamil, saya langsung aktif menyerangnya dengan berbagai pertanyaan; Periksa dimana? Dokternya siapa? Bidannya praktek dimana? Posyandu ibu hamil tiap tanggal berapa? Suntik TT untuk ibu hamil di usia kandungan berapa aja? (Ampuunn…saya serasa jadi jaksa yang mencecar terdakwa dengan berbagai pertanyaan haha). Untung si dia ngerti kalau saya banyak ingin tahunya karena masih hamil perdana, apalagi daerah sini kan bukan wilayahku, jadi saya kurang begitu tahu tempat-tempat pemeriksaan ibu hamil, saya tahunya kalau mau berobat ya ke puskesmas doang.
Sama dokter apalagi, cerewetnya lebih parah, mulai dari awal periksa, sudah sibuk memberondong dokter dengan berbagai pertanyaan, mulai dari bertanya kiat-kiat menjalani kehamilan trimester pertama biar gak mabok, makanan yang bisa dan tidak bisa dikonsumsi untuk bumil, hingga pertanyaan-pertanyaan tentang kehamilan yang berkaitan dengan pekerjaanku. Alhamdulilah dokter obgyn-ku juga orangnya komunikatif, gak pelit info, suka menjelaskan meskipun belum ditanya, akhirnya keingitahuanku bersambut positif, sampai istilah-istilah di kertas photo hasil USG pun gak luput saya tanyakan haha.
Belum lagi aktif nyari-nyari info dan artikel seputar kehamilan. Beberapa aplikasi yang berhubungan dengan kehamilan langsung saya install di hp (ovia pregnant, buku bumil, kehamilan app, buku panduan bumil, hallo bumil, teman bumil), beberapa fanspage di facebook dan website seputaran kehamilan juga saya follow (klik dokter , alo dokter, prenagen world, lactamil, anmum Indonesia, bumilnesia), dan masih banyak lagi yang lain. Belum lagi masih berusaha menamatkan kitab hamilnya Heidi Murkoff yang setebal bantal itu. Hadeeeeh…ini kepo atau kepo bangeeeeet..bangeeet yah? wkwkwkwk
Terkadang istri teman-temanku heran melihat sikapku yang menurutnya sedikit berlebihan (EGP dah..terserahlah orang mau pikir gimana, yang penting saya tahu babyku sehat-sehat, jadi saya bisa tenang beraktifitas). Mungkin mereka berpikir demikian karena melihat saya yang bela-belain rutin kontrol dan USG tiap bulan di dokter kandungan, sampai bela-belain ke Manado pula padahal cuma sendiri, belum lagi saya juga masih ke bidan, padahal istri temanku yang juga lagi hamil 4 bulan belum pernah pergi kontrol sama sekali, padahal dia didampingi suaminya loh? Dia juga gak ada minum-minum susu dan vitamin selama hamil (mungkin karena kehamilan kedua kali yah jadi dia bisa lebih nyantai, gak seperti saya yang parno-an? ).
Tapi beneran loh, kepo itu kadang di perlukan dan gak selamanya gak baik *eeaaaaa* (asal kepo positif loh yah). Dengan kepo, bisa membuat pengetahuan kita bertambah dan berkembang menjadi lebih luas, juga bisa melatih kita untuk lebih selektif dan tidak menelan mentah-mentah informasi yang masuk, karena kita aktif mencari kebenaran dari informasi tersebut.
Kepo saat hamil? Why Not? Kalau saya sih YES, gak tau deh kalau maz Anang? 
JADI…MARI KITA KEPO POSITIF, APALAGI DEMI KEBAIKAN SI BUAH HATI .

Thursday, 11 January 2018

Gerakan Pertama Si Kecil

Pekan ini usia kehamilan saya memasuki pekan ke 18. Menurut beberapa artikel kehamilan yang saya baca, pada kehamilan pertama gerakan bayi biasanya baru terasa setelah usia kandungan  5 bulan atau 20 minggu. Beda halnya dengan kehamilan kedua atau seterusnya, dimana gerakan bayi sudah mulai terasa sejak usia kandungan sekitar 4 bulanan atau 16 minggu, yang dikarenakan dinding rahim sang ibu telah peka setelah kehamilan pertama. Namun, memasuki usia kehamilan 17 minggu, saya sudah mulai merasakan gerakan-gerakan kecil di perut saya. Gerakannya sangat lembut, rasanya seperti ada kupu-kupu di dalam perut hehe.
Saya merasakan gerakan pertamanya saat sholat dhuhur di awal pekan ke 17. Entah kenapa, terlampau senang atau gimana, saya berulang kali memastikan apa itu benar gerakan si baby atau jangan-jangan hanya gerakan cacing yang lagi kelaparan hendak meminta makan haha. Setelah berlalu sekian waktu dan gerakannya menjadi lebih sering, saya benar-benar yakin bahwa itu memang gerakan dia, si kecil dalam perut. Meskipun sangat lembut tapi begitu terasa, seperti perut kedutan gitu. Gerakannya makin terasa saat malam hari ingin tidur dan saya tidak melakukan aktifitas apapun, perutku jadi lebih sensitif merasakan gerakan si baby saat lagi tenang.
Sepertinya sekarang si baby makin gede aja, sudah mulai aktif dan sudah bisa merespon. Memasuki bulan ke empat ini sudah ada respon menendang meskipun belum begitu kencang, terkadang perut saya keras sekali di bagian tertentu tapi tidak tahu itu bagian apa yang menonjol, entah tangan, kaki, atau bokongnya si kecil haha.
Setelah nyadar kalau si baby mulai bisa memberikan respon, saya menjadi lebih sering mengajaknya bicara sambil ngelus-ngelus perut, dan tak jarang si baby langsung memberikan respon dengan perut berkedut lagi. Bahkan responnya baik sekali saat ku ajak ngaji bersama atau saat kusuruh nyimak murottal Al Qur’an, kadang si baby tiba-tiba menggeliat dan tendangannya terasa di rusuk kanan atas.  Di bulan ke empat ini, saya juga mengusahakan meningkatkan frekuensi membaca Al Qur’an (mengejar ketertinggalan di trimester awal yang sering pusing) demi mencapai target 7-8x khatam (Alhamdulilah di bulan ke 4 ini, saya sudah khatam 3x). Di bulan ini juga saya menargetkan bisa hafal Asmaul Husna, tujuannya agar si kecil juga bisa mulai mengenal nama-nama Allah sejak dalam kandungan (semoga dimudahkan, amien).
Oh..iya di bulan ke empat ini punggung belakang makin sering sakit, mungkin karena si baby semakin besar sehingga punggung makin kesulitan menopang perut yang mulai membuncit. Celana dan baju kerja juga udah mulai gak muat lagi, udah mengap-mengap saat dipakai haha (kayaknya ini isyarat di suruh pulang cuti dulu nih buat beli yang baru). Namun alhamdulilah, sejauh ini tidak masalah, dinikmati aja prosesnya, serahkan semua pada Allah.
Dan buat si baby di dalam perut, sehat terus ya nak’. Hati-hati kalau bergerak biar gak kelilit tali pusar. Setengah perjalanan lagi baru kita bertemu, insyaa Allah (kok kayak udah gak sabaran yah? haha). Doakan bunda juga yah nak’ biar bisa sehat-sehat terus selama mengandungmu, hingga kita di pertemukan nanti. Semoga Allah memudahkan jihad pertemuan kita yak nak. Amien.

Sunday, 7 January 2018

Ustadz Adi Hidayat (Ustadz Cerdas, Si Al Qur’an Berjalan)

Sejak hamil, saya suka sekali mendengarkan ceramah, karena itu saya suka mantengin tv-tv dakwah kalau hari ahad, pas off kerja. Kalau lagi gak mood beres-beres, atau pengennya cuma baring saja, biar gak nganggur-nganggur banget waktu liburnya, saya dengerin ceramah sambil baring. Kalau ada point-point penting yang bisa saya ambil manfaatnya, tak jarang saya catat juga, apalagi kalau ceramahnya tentang keluarga, tentang suami istri, atau tentang hafidz qur’an, wah..jadi makin kepo deh saya. Karena itu pula, akhirnya mempertemukan saya dengan Akhyar tv yang setiap harinya menampilkan ceramah dari Ustadz Adi Hidayar Lc, Ma, yang juga merupakan direktur utama tv dakwah tersebut.
***Well, di postingan kali ini saya ingin membahas tentang sosok Ustadz Adi Hidayat yang beberapa pekan ini membuatku takjub dan berkali-kali pula saya bergumam “Masya Allah” sambil mengaga-nganga saat menonton ceramahnya. Yah..entah kenapa hari ini, saya ingin menulis tentang Ustadz Adi Hidayat. Bagi beberapa orang, nama ustadz ini mungkin masih asing (yah..maklum beliau memang bukan ustadz artis yang kerap kali muncul di tv), ceramahnya hanya bisa kita saksikan di tv-tv dakwah seperti sunnah tv dan akhyar tv, atau juga bisa kita saksikan di youtube.
Beberapa tahun terakhir memang di Indonesia bermunculan banyak sekali ustadz-ustadz baru dengan keilmuan yang mumpuni. Para ustadz baru ini kebanyakan masih muda dan menempuh pendidikan agama di luar negeri yang biasanya dari Timur Tengah. Salah satunya adalah Ustadz Adi Hidayat ini. Namun baru kali ini saya benar-benar ngefans dan takjub sama salah seorang ustadz, karena bukan hanya ilmu agamanya yang mumpuni, namun juga karena kecerdasannya yang “Masya Allah” bangeeeet..bangeeet deh.
Apa pasal?
Ustadz Adi Hidayat ini adalah seorang hafidz qur’an (hafal 30 juz). Bahkan bukan hanya hafal, dia juga tahu terjemahan, mengerti kandungan dan penjabaran ayat, bisa tahu ayat itu bersinggungan dengan ayat yang mana lagi dalam surah yang lain, bahkan letak dan posisi ayat itu dalam Al Qur’anpun dia hafal (baris ke berapa, sebelah kanan atau kiri, lembar ke berapa, halaman berapa), benar-benar Al Qur’an berjalan banget deh. Bukan hanya Al Qur’an, dia juga hafal ribuan hadits (sampai ke nomor hadits, perawi-perawinya, letak dan posisi hadits, hingga tahun turun haditsnya juga dia hafal).
Emejiiing dan Masya Allah banget..banget kan? Siapa yang tidak mupeng coba liat ada orang yang kecerdasan dan keilmuan Al Qur’annya kayak begono? Saya sampai mikir Ustadz Adi ini makan apa yah? Kok bisa secerdas itu? Gimana cara orang tuanya mendidiknya hingga bisa se-emejing itu? Saya beneran jadi pengen kepo deh. Kalau sudah begini saya nonton ceramahnya sambil ngules-ngules perut sambil ngomong sama di baby di dalam “Si Ustadz sholih dan cerdas banget yah nak? Semoga kamu juga bisa seperti si ustadz itu yah nak, bisa jadi hafidz qur’an juga, dan semoga kita sama-sama bisa kecipratan ilmunya si ustadz dengan sering-sering mendengarkan ceramah dia, yuk kita doa sama-sama nak’ (semoga ada malaikat yang lewat dan ngaminin doaku. amieen).
Sebenarnya saya sudah banyak tahu ustadz-ustadz yang cerdas dan ilmu agamanya mumpuni, namun menurutku belum ada yang hafalan dan kecerdasannya seperti ustadz Adi Hidayat (ini bukan lebay loh yah, silahkan kepoin sendiri kalau gak percaya). Ini salah satu ceramahnya tentang “Menjadikan Anak Penghafal Qur’an (makjleb banget dah isi ceramahnya)
Dan ini salah satu contoh bagan penjabaran ayat Al Qur’an yang di buatnya dalam salah satu ceramah, tanpa melihat Qur’an (nama surah, nomor surah dan ayatnya sudah di hafalnya di luar kepala)
Dan inilah beberapa point-point penting yang sempat kucatat saat beliau memberikan ceramah tentang cara mudah menghafal qur’an, semoga bisa di praktekin nanti (maap-maap kalau tulisannya jelek yah đŸ™ˆ)
Ohh iya.Berikut biografi ustadz Adi Hidayat yang saya ambil dari situs www.akhyar.tv (tv dakwah yang didirikannya)

Adi Hidayat, Lahir di Pandeglang, Banten, 11 September 1984 (masih muda banget yah? tapi jangan tanya ilmunya, yang tua-tua banyak yang kalah). Beliau memulai pendidikan formal di TK Pertiwi Pandeglang tahun 1989 dan lulus dengan predikat siswa terbaik. Kemudian melanjutkan pendidikan dasar di SDN Karaton 3 Pandeglang hingga kelas III dan beralih ke SDN III Pandeglang di jenjang kelas IV hingga VI. Di dua sekolah dasar ini beliau juga mendapat predikat siswa terbaik, hingga dimasukan dalam kelas unggulan yang menghimpun seluruh siswa terbaik tingkat dasar di Kabupaten Pandeglang. Dalam program ini, beliau juga menjadi siswa teladan dengan peringkat pertama. Dalam proses pendidikan dasar ini, Adi Hidayat kecil juga disekolahkan kedua orang tuanya ke Madrasah Salafiyyah Sanusiyyah Pandeglang. Pagi sekolah umum, siang hingga sore sekolah agama. Di madrasah ini, beliau juga menjadi siswa berprestasi dan didaulat sebagai penceramah cilik dalam setiap sesi wisuda santri.
Tahun 1997, beliau melanjutkan pendidikan Tsanawiyah hingga Aliyah (setingkat SMP-SMA) di Ponpes Darul Arqam Muhammadiyah Garut. Ponpes yang memadukan pendidikan Agama dan umum secara proporsional dan telah mencetak banyak alumni yang berkiprah di tingkat nasional dan internasional. Di Ponpes inilah beliau mendapatkan bekal dasar utama dalam berbagai disiplin pengetahuan, baik umum maupun agama. Guru utama beliau, Buya KH. Miskun as-Syatibi ialah orang yang paling berpengaruh dalam menghadirkan kecintaan beliau terhadap al-Qur’an dan pendalaman pengetahuan.
Selama masa pendidikan ini beliau telah meraih banyak penghargaan baik di tingkat Pondok, Kabupaten Garut, bahkan Propinsi Jawa Barat, khususnya dalam hal syarh al-Qur’an. Di tingkat II Aliyah bahkan pernah menjadi utusan termuda dalam program Daurah Tadribiyyah dari Univ. Islam Madinah di Ponpes Taruna al-Qur’an Jogjakarta. Beliau juga seringkali dilibatkan oleh pamannya KH. Rafiuddin Akhyar, pendiri Dewan Dakwah Islam Indonesia di Banten untuk terlibat dalam misi dakwah di wilayah Banten.
Beliau lulus dengan predikat santri teladan dalam 2 bidang sekaligus (agama dan umum) serta didaulat menyampaikan makalah ilmiah “konsep ESQ dalam al-Qur’an” di hadapan tokoh pendidikan M. Yunan Yusuf. Tahun 2003, beliau mendapat undangan PMDK dari Fakultas Dirasat Islamiyyah (FDI) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang bekerjasama dengan Univ. al-Azhar Kairo, hingga diterima dan mendapat gelar mahasiswa terbaik dalam program ospek. Tahun 2005, beliau mendapat undangan khusus untuk melanjutkan studi di Kuliah Dakwah Islamiyyah Libya yang kemudian diterima, walau mesti meninggalkan program FDI dengan raihan IPK 3,98.
Di Libya, Adi Hidayat muda belajar intensif berbagai disiplin ilmu baik terkait dengan al-Qur’an, Hadits, Fiqh, Ushul Fiqh, Tarikh, Lughah, dan selainnya. Kecintaannya pada al-Qur’an dan Hadits menjadikan beliau mengambil program khusus Lughah Arabiyyah wa Adabuha demi memahami kedalaman makna dua sumber syariat ini. Selain pendidikan formal, beliau juga bertalaqqi pada masyayikh bersanad baik di Libya maupun negara yang pernah dikunjunginya. Beliau belajar al-Qur’an pada Syaikh Dukkali Muhammad al-‘Alim (muqri internasional), Syaikh Ali al-Liibiy (Imam Libya untuk Eropa), Syaikh Ali Ahmar Nigeria (riwayat warsy), Syaikh Ali Tanzania (riwayat ad-Duri). Beliau juga belajar ilmu tajwid pada Syaikh Usamah (Libya). Adapun di antara guru tafsir beliau ialah syaikh Tanthawi Jauhari (Grand Syaikh al-Azhar) dan Dr. Bajiqni (Libya), sementara Ilmu Hadits beliau pelajari dari Dr. Shiddiq Basyr Nashr (Libya). Dalam hal Ilmu Fiqh dan ushul Fiqh di antaranya beliau pelajari dari Syaikh ar-Rabithi (mufti Libya) dan Syaikh Wahbah az-Zuhaili (Ulama Syiria). Beliau mendalami ilmu lughah melalui syaikh Abdul Lathif as-Syuwairif (Pakar bahasa Dunia, anggota majma’ al-lughah), Dr. Muhammad Djibran (Pakar Bahasa dan Sastra), Dr. Abdullâh Ustha (Pakar Nahwu dan Sharaf), Dr. Budairi al-Azhari (Pakar ilmu Arudh), juga masyayikh lainnya. Adapun ilmu tarikh beliau pelajari di antaranya dari Ust. Ammar al-Liibiy (Sejarawan Libya). Selain para masyayikh tersebut, beliau juga aktif mengikuti seminar dan dialog bersama para pakar dalam forum ulama dunia yang berlangsung di Libya.
Di akhir 2009 beliau diangkat menjadi amĂŽnul khutabâ, ketua dewan khatib jami Dakwah Islamiyyah Tripoli yang berhak menentukan para khatib dan pengisi di Masjid Dakwah Islamiyyah. Beliau juga aktif mengikuti dialog internasional bersama para pakar lintas agama, mengisi berbagai seminar, termasuk acara tsaqafah Islâmiyyah di channel at-tawâshul TV Libya.
Awal tahun 2011 beliau kembali ke Indonesia dan mengasuh Ponpes al-Qur’an al-Hikmah Lebak Bulus. Dua tahun kemudian beliau berpindah ke Bekasi dan mendirikan Quantum Akhyar Institute, yayasan yang bergerak di bidang studi Islam dan pengembangan dakwah. Pada November 2016, beliau bersama dua sahabatnya Heru sukari dan Roy Winarto mendirikan Akhyar TV sebagai media dakwah utama. Kini, Ustadz Adi Hidayat aktif menjadi narasumber keagamaan baik ta’lim, seminar, dan selainnya. Beliau juga giat mengukir pena dan telah melahirkan karya dalam bahasa Arab dan Indonesia kurang lebih sebanyak 12 karya.
***Melihat dari biografi, perjalanan pendidikan, organisasi, guru dan syaikh-syaikh tempatnya belajar sepertinya tidak mengherankan yah jika ilmu agama dan ilmu Al Qur’an si ustadz bisa sehebat sekarang? Semoga Allah senantiasa menjaga, melindungi, dan merahmatimu ustadz. Dan semoga ilmu-ilmu dari ustadz selalu bisa memberikan manfaat bagi ummat, dan dengan ilmu tersebut ada kebaikan yang bisa mengalir ke diri kita pribadi, keluarga, dan teman-teman kita “Masya Allah”, semoga jadi amal jariyah yah ustadz .

Monday, 1 January 2018

My New Year’s Resolution

Hari pertama di awal tahun 2018, terpikir bikin resolusi apaan yak buat 2018? Nggak pengen muluk-muluk sih, karena resolusi yang baik adalah resolusi yang dikerjain, bukan dianggurin *eeaaa…tutup muka pake bantal*
Sebenarnya saya sudah punya bayangan resolusi untuk tahun ini, tapi hanya tersimpan di kepala. Namun, setelah semalam saya membaca lagi tulisan-tulisan saya di tahun 2017 di blog ini, saya jadi tergerak untuk menulis resolusi yang saya rencanakan di blog, tujuannya untuk apa? Yang jelas bukan untuk eksis pastinya hehe..
Mungkin di tahun 2017 kemarin saya banyak membagi cerita dan pengalaman saya sehari-hari di blog ini (meskipun kebanyakan berisi curhat haha). Dari cerita-cerita yang saya tuliskan itu, saya mendapat banyak hikmah, juga sebagai cara menasehati diri sendiri, terutama dari mereka yang mau berbagi kisah dan curhatannya sama saya.
Flash back ke tahun 2017 yang memberi banyak warna untuk saya, masih di awal tahun, tidak pernah terpikir sebelumnya bahwa Allah akan mengirimkan ujian kehilangan abba untuk saya dan keluarga, kini telah berlalu hampir setahun. Jika diumpamakan luka, kehilangan abba adalah luka yang belum kering untuk saya. Namun saya coba memperlakukan luka yang saya rasakan sebagaimana mestinya, saya tidak mungkin memelihara luka dan sebisa mungkin harus mencarikannya obat agar lekas sembuh. Harus Kuat! Yang jelas doa masih tetap saya kirimkan dan di setiap amal sholeh yang saya lakukan selalu saya niatkan untuk Abba. Semoga Allah berkenan mengampuni dosa-dosa abba. Amien
Di penghujung tahun 2017 saya mendapat kejutan dari Allah saat saya iseng-iseng tes kehamilan pakai tespek. Alhamdulillah positif, Masya Allah ini kado terindah dari Allah di tahun 2017. Sempat nggak percaya, tapi saya percaya bahwa rencana Allah selalu lebih baik. Alhamdulillah, hasil positif di tespek menjadi hadiah untuk saya dari Allah, dan jujur membuat saya lebih bersemangat menyambut tahun 2018 ini, untuk menjadi lebih baik lagi, dan lebih baik lagi.
Nah, kalau ditanya apa resolusi eyke di tahun 2018 ini ? Well, inilah beberapa resolusi yang saya rencanakan;
 1. Memperbaiki Hubungan dengan Allah
Resolusi ini sengaja saya tempatkan di nomor urut number wahid, karena point pertama ini saya rasakan sekali jatuh bangunnya, ke-tidak istiqomah-nya saya. Sempat kepikiran untuk tidak menuliskannya dalam resolusi tahunan karena rasa-rasanya selalu tidak maksimal, tapi saya juga tidak merasa pantas membuat berentetan resolusi urusan dunia, sedangkan hubungan sama Allah tidak saya buat perencanaannya. Semoga dimudahkan untuk bisa ber-hablumminallah lebih baik lagi. Amien
2. Mempersiapkan Diri Menjadi Ibu yang Baik
Masya Allah, senyum sumringah belum hilang dari wajah saya sejak melihat dua garis merah samar itu terlihat. Setelah beberapa kali  memeriksakan diri ke dokter kandungan, alhamdulilah janinku sehat-sehat dan berat serta panjangnya alhamdulilah normal sesuai usia kandungan. Tidak ada cara lain untuk mensyukuri nikmat ini selain mendekat dan mendekat lagi kepada Allah karena telah diberi amanah dan dipercaya menjadi calon orang tua. Sempat galau karena usia kandungan semakin bertambah, sebentar lagi babynya launching, namun persiapan menjadi ibu rasanya belum maksimal. Karena itu poin ini sengaja saya masukan dalam daftar resolusi tahun ini. Mulai belajar mempersiapkan diri untuk menjadi ibu yang baik. Diantara persiapan yang akan saya lakukan adalah banyak belajar, banyak membaca, banyak menulis, dan banyak berbagi.
3. Keep Writing
Sebenarnya saya tidak pernah bercita-cita menjadi penulis, sayapun belum tertarik untuk mencoba-coba menerbitkan buku, hanya beberapa tawaran menulis buku antologi yang sempat kuterima tahun 2017 lalu karena temanya yang saya suka. Menulis untuk saya saat ini is my semangat, seperti ruang untuk mengumpulkan energi positif, mengatasi galau bin baper, karena dengan menulis saya bisa membagi apa yang yang saya rasakan dan apa yang saya pikirkan, sehingga benar-benar membantu saya memahami diri sendiri. Dengan menulis, saya menemukan kekuatan baru dari tiap tulisan yang saya buat. Karena itu semoga di tahun ini semangat menulisku masih sama atau bahkan lebih baik lagi dari tahun lalu.
4. Bebas dari Riba dan Utang
Point ini sengaja saya masukkan dalam daftar resolusi saya di tahun ini. Saya sering bertemu dengan orang-orang yang mengaku sangat ingin terbebas dari utang, sangat ingin nggak pernah ngutang lagi, tapi mereka terpaksa berutang karena keadaan. Misalnya, karena kerja serabutan, jadi uang bulanan kurang buat makan sehari-hari, atau gaji bulanan cuma bisa buat makan dan nggak bisa bayar sekolah anak. Karena itu, saya pun kembali mengingatkan diri pada utang yang saya miliki, saya catat satu per satu utang yang pernah saya lakukan, sangat detail. Jangan sampai ada yang terlewat, karena satu terlewat artinya SATU WARISAN UTANG akan diberikan pada anak-anak kelak, dan saya tidak mau mewariskan utang sama anakku kelak. Jangan wariskan UTANG pada anak-anak kita, wariskan TELADAN yang bisa mereka lakukan di MASA DEPAN! Dan yang paling penting jangan sampai berutang hanya karena kebutuhan secunder bahkan tersier yang gak penting-penting amat itu, apalagi hanya untuk memenuhi gaya hidup. Catet!
5. Memperbaiki Hubungan Dengan Suami
Point ini juga sengaja saya masukkan dalam daftar resolusi tahun ini, mengingat hubunganku dengan suami meskipun gak banyak masalah, tapi juga gak baik-baik amat. Pengen dan berusaha jadi ibu yang baik buat si calon baby, dan istri sholehah buat suami. Udah 2018, cing! Masak iya gaya cerewet eyke gitu-gitu aja? Mulai belajar sabarnya dilebihin lagi, nggak boleh kebanyakan alesan PMS, hamil, mood gak baik, dkk. Yah..semoga saja pak suami ngerti kalau selama hamil istrinya ini mengalami pergeseran rasa, dari labil menjadi labil banget, jadi lebih sering sensi haha..Toh syurganya istri berada pada suami, jadi harus baik-baik juga sama suami kalau mau berharap syurga☺
6. Resign
Sebenarnya saya antara ikhlas dan gak ikhlas, suka dan gak suka nulis resolusi ini, masih setengah hati soalnya haha, makanya sengaja saya tempatkan di point terakhir (maksudnya masih conditional), tergantung bagaimana keadaan kedepan nanti. Mengingat sudah ada si baby juga yang akan launching di pertengahan tahun 2018 nanti yang pastinya butuh perhatian emaknya. Namun mengingat masih banyak kebutuhan-kebutuhan kami yang belum terealisasi dan belum bisa berharap sama penghasilan suami sepenuhnya, rasanya kok belum rela juga mau resign, masih galau pemirsah haha. Namun lihat nantilah gimana baiknya, saya yakin selalu ada solusi terbaik yang diberikan Allah.
Well, itulah beberapa resolusi saya tahun ini, dan semoga Allah berkenan membantuku merealisasikannya. Insya Allah. Namun intinya, saya ingin lebih baik lagi dari tahun-tahun yang sudah berlalu, tidak terlalu ingin berkompetisi dengan orang lain, hanya ingin berkompetisi dengan diri sendiri menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Amien.

Entah Apa Yang Merasukimu Bu Sukma

Setelah membandingkan konde dengan cadar, suara kidung dengan azan, sekarang Bu Sukma kumat lagi dengan membandingkan Nabi Muhammad denga...