Sunday, 7 January 2018

Ustadz Adi Hidayat (Ustadz Cerdas, Si Al Qur’an Berjalan)

Sejak hamil, saya suka sekali mendengarkan ceramah, karena itu saya suka mantengin tv-tv dakwah kalau hari ahad, pas off kerja. Kalau lagi gak mood beres-beres, atau pengennya cuma baring saja, biar gak nganggur-nganggur banget waktu liburnya, saya dengerin ceramah sambil baring. Kalau ada point-point penting yang bisa saya ambil manfaatnya, tak jarang saya catat juga, apalagi kalau ceramahnya tentang keluarga, tentang suami istri, atau tentang hafidz qur’an, wah..jadi makin kepo deh saya. Karena itu pula, akhirnya mempertemukan saya dengan Akhyar tv yang setiap harinya menampilkan ceramah dari Ustadz Adi Hidayar Lc, Ma, yang juga merupakan direktur utama tv dakwah tersebut.
***Well, di postingan kali ini saya ingin membahas tentang sosok Ustadz Adi Hidayat yang beberapa pekan ini membuatku takjub dan berkali-kali pula saya bergumam “Masya Allah” sambil mengaga-nganga saat menonton ceramahnya. Yah..entah kenapa hari ini, saya ingin menulis tentang Ustadz Adi Hidayat. Bagi beberapa orang, nama ustadz ini mungkin masih asing (yah..maklum beliau memang bukan ustadz artis yang kerap kali muncul di tv), ceramahnya hanya bisa kita saksikan di tv-tv dakwah seperti sunnah tv dan akhyar tv, atau juga bisa kita saksikan di youtube.
Beberapa tahun terakhir memang di Indonesia bermunculan banyak sekali ustadz-ustadz baru dengan keilmuan yang mumpuni. Para ustadz baru ini kebanyakan masih muda dan menempuh pendidikan agama di luar negeri yang biasanya dari Timur Tengah. Salah satunya adalah Ustadz Adi Hidayat ini. Namun baru kali ini saya benar-benar ngefans dan takjub sama salah seorang ustadz, karena bukan hanya ilmu agamanya yang mumpuni, namun juga karena kecerdasannya yang “Masya Allah” bangeeeet..bangeeet deh.
Apa pasal?
Ustadz Adi Hidayat ini adalah seorang hafidz qur’an (hafal 30 juz). Bahkan bukan hanya hafal, dia juga tahu terjemahan, mengerti kandungan dan penjabaran ayat, bisa tahu ayat itu bersinggungan dengan ayat yang mana lagi dalam surah yang lain, bahkan letak dan posisi ayat itu dalam Al Qur’anpun dia hafal (baris ke berapa, sebelah kanan atau kiri, lembar ke berapa, halaman berapa), benar-benar Al Qur’an berjalan banget deh. Bukan hanya Al Qur’an, dia juga hafal ribuan hadits (sampai ke nomor hadits, perawi-perawinya, letak dan posisi hadits, hingga tahun turun haditsnya juga dia hafal).
Emejiiing dan Masya Allah banget..banget kan? Siapa yang tidak mupeng coba liat ada orang yang kecerdasan dan keilmuan Al Qur’annya kayak begono? Saya sampai mikir Ustadz Adi ini makan apa yah? Kok bisa secerdas itu? Gimana cara orang tuanya mendidiknya hingga bisa se-emejing itu? Saya beneran jadi pengen kepo deh. Kalau sudah begini saya nonton ceramahnya sambil ngules-ngules perut sambil ngomong sama di baby di dalam “Si Ustadz sholih dan cerdas banget yah nak? Semoga kamu juga bisa seperti si ustadz itu yah nak, bisa jadi hafidz qur’an juga, dan semoga kita sama-sama bisa kecipratan ilmunya si ustadz dengan sering-sering mendengarkan ceramah dia, yuk kita doa sama-sama nak’ (semoga ada malaikat yang lewat dan ngaminin doaku. amieen).
Sebenarnya saya sudah banyak tahu ustadz-ustadz yang cerdas dan ilmu agamanya mumpuni, namun menurutku belum ada yang hafalan dan kecerdasannya seperti ustadz Adi Hidayat (ini bukan lebay loh yah, silahkan kepoin sendiri kalau gak percaya). Ini salah satu ceramahnya tentang “Menjadikan Anak Penghafal Qur’an (makjleb banget dah isi ceramahnya)
Dan ini salah satu contoh bagan penjabaran ayat Al Qur’an yang di buatnya dalam salah satu ceramah, tanpa melihat Qur’an (nama surah, nomor surah dan ayatnya sudah di hafalnya di luar kepala)
Dan inilah beberapa point-point penting yang sempat kucatat saat beliau memberikan ceramah tentang cara mudah menghafal qur’an, semoga bisa di praktekin nanti (maap-maap kalau tulisannya jelek yah đŸ™ˆ)
Ohh iya.Berikut biografi ustadz Adi Hidayat yang saya ambil dari situs www.akhyar.tv (tv dakwah yang didirikannya)

Adi Hidayat, Lahir di Pandeglang, Banten, 11 September 1984 (masih muda banget yah? tapi jangan tanya ilmunya, yang tua-tua banyak yang kalah). Beliau memulai pendidikan formal di TK Pertiwi Pandeglang tahun 1989 dan lulus dengan predikat siswa terbaik. Kemudian melanjutkan pendidikan dasar di SDN Karaton 3 Pandeglang hingga kelas III dan beralih ke SDN III Pandeglang di jenjang kelas IV hingga VI. Di dua sekolah dasar ini beliau juga mendapat predikat siswa terbaik, hingga dimasukan dalam kelas unggulan yang menghimpun seluruh siswa terbaik tingkat dasar di Kabupaten Pandeglang. Dalam program ini, beliau juga menjadi siswa teladan dengan peringkat pertama. Dalam proses pendidikan dasar ini, Adi Hidayat kecil juga disekolahkan kedua orang tuanya ke Madrasah Salafiyyah Sanusiyyah Pandeglang. Pagi sekolah umum, siang hingga sore sekolah agama. Di madrasah ini, beliau juga menjadi siswa berprestasi dan didaulat sebagai penceramah cilik dalam setiap sesi wisuda santri.
Tahun 1997, beliau melanjutkan pendidikan Tsanawiyah hingga Aliyah (setingkat SMP-SMA) di Ponpes Darul Arqam Muhammadiyah Garut. Ponpes yang memadukan pendidikan Agama dan umum secara proporsional dan telah mencetak banyak alumni yang berkiprah di tingkat nasional dan internasional. Di Ponpes inilah beliau mendapatkan bekal dasar utama dalam berbagai disiplin pengetahuan, baik umum maupun agama. Guru utama beliau, Buya KH. Miskun as-Syatibi ialah orang yang paling berpengaruh dalam menghadirkan kecintaan beliau terhadap al-Qur’an dan pendalaman pengetahuan.
Selama masa pendidikan ini beliau telah meraih banyak penghargaan baik di tingkat Pondok, Kabupaten Garut, bahkan Propinsi Jawa Barat, khususnya dalam hal syarh al-Qur’an. Di tingkat II Aliyah bahkan pernah menjadi utusan termuda dalam program Daurah Tadribiyyah dari Univ. Islam Madinah di Ponpes Taruna al-Qur’an Jogjakarta. Beliau juga seringkali dilibatkan oleh pamannya KH. Rafiuddin Akhyar, pendiri Dewan Dakwah Islam Indonesia di Banten untuk terlibat dalam misi dakwah di wilayah Banten.
Beliau lulus dengan predikat santri teladan dalam 2 bidang sekaligus (agama dan umum) serta didaulat menyampaikan makalah ilmiah “konsep ESQ dalam al-Qur’an” di hadapan tokoh pendidikan M. Yunan Yusuf. Tahun 2003, beliau mendapat undangan PMDK dari Fakultas Dirasat Islamiyyah (FDI) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang bekerjasama dengan Univ. al-Azhar Kairo, hingga diterima dan mendapat gelar mahasiswa terbaik dalam program ospek. Tahun 2005, beliau mendapat undangan khusus untuk melanjutkan studi di Kuliah Dakwah Islamiyyah Libya yang kemudian diterima, walau mesti meninggalkan program FDI dengan raihan IPK 3,98.
Di Libya, Adi Hidayat muda belajar intensif berbagai disiplin ilmu baik terkait dengan al-Qur’an, Hadits, Fiqh, Ushul Fiqh, Tarikh, Lughah, dan selainnya. Kecintaannya pada al-Qur’an dan Hadits menjadikan beliau mengambil program khusus Lughah Arabiyyah wa Adabuha demi memahami kedalaman makna dua sumber syariat ini. Selain pendidikan formal, beliau juga bertalaqqi pada masyayikh bersanad baik di Libya maupun negara yang pernah dikunjunginya. Beliau belajar al-Qur’an pada Syaikh Dukkali Muhammad al-‘Alim (muqri internasional), Syaikh Ali al-Liibiy (Imam Libya untuk Eropa), Syaikh Ali Ahmar Nigeria (riwayat warsy), Syaikh Ali Tanzania (riwayat ad-Duri). Beliau juga belajar ilmu tajwid pada Syaikh Usamah (Libya). Adapun di antara guru tafsir beliau ialah syaikh Tanthawi Jauhari (Grand Syaikh al-Azhar) dan Dr. Bajiqni (Libya), sementara Ilmu Hadits beliau pelajari dari Dr. Shiddiq Basyr Nashr (Libya). Dalam hal Ilmu Fiqh dan ushul Fiqh di antaranya beliau pelajari dari Syaikh ar-Rabithi (mufti Libya) dan Syaikh Wahbah az-Zuhaili (Ulama Syiria). Beliau mendalami ilmu lughah melalui syaikh Abdul Lathif as-Syuwairif (Pakar bahasa Dunia, anggota majma’ al-lughah), Dr. Muhammad Djibran (Pakar Bahasa dan Sastra), Dr. Abdullâh Ustha (Pakar Nahwu dan Sharaf), Dr. Budairi al-Azhari (Pakar ilmu Arudh), juga masyayikh lainnya. Adapun ilmu tarikh beliau pelajari di antaranya dari Ust. Ammar al-Liibiy (Sejarawan Libya). Selain para masyayikh tersebut, beliau juga aktif mengikuti seminar dan dialog bersama para pakar dalam forum ulama dunia yang berlangsung di Libya.
Di akhir 2009 beliau diangkat menjadi amĂŽnul khutabâ, ketua dewan khatib jami Dakwah Islamiyyah Tripoli yang berhak menentukan para khatib dan pengisi di Masjid Dakwah Islamiyyah. Beliau juga aktif mengikuti dialog internasional bersama para pakar lintas agama, mengisi berbagai seminar, termasuk acara tsaqafah Islâmiyyah di channel at-tawâshul TV Libya.
Awal tahun 2011 beliau kembali ke Indonesia dan mengasuh Ponpes al-Qur’an al-Hikmah Lebak Bulus. Dua tahun kemudian beliau berpindah ke Bekasi dan mendirikan Quantum Akhyar Institute, yayasan yang bergerak di bidang studi Islam dan pengembangan dakwah. Pada November 2016, beliau bersama dua sahabatnya Heru sukari dan Roy Winarto mendirikan Akhyar TV sebagai media dakwah utama. Kini, Ustadz Adi Hidayat aktif menjadi narasumber keagamaan baik ta’lim, seminar, dan selainnya. Beliau juga giat mengukir pena dan telah melahirkan karya dalam bahasa Arab dan Indonesia kurang lebih sebanyak 12 karya.
***Melihat dari biografi, perjalanan pendidikan, organisasi, guru dan syaikh-syaikh tempatnya belajar sepertinya tidak mengherankan yah jika ilmu agama dan ilmu Al Qur’an si ustadz bisa sehebat sekarang? Semoga Allah senantiasa menjaga, melindungi, dan merahmatimu ustadz. Dan semoga ilmu-ilmu dari ustadz selalu bisa memberikan manfaat bagi ummat, dan dengan ilmu tersebut ada kebaikan yang bisa mengalir ke diri kita pribadi, keluarga, dan teman-teman kita “Masya Allah”, semoga jadi amal jariyah yah ustadz .

No comments:

Post a Comment

Entah Apa Yang Merasukimu Bu Sukma

Setelah membandingkan konde dengan cadar, suara kidung dengan azan, sekarang Bu Sukma kumat lagi dengan membandingkan Nabi Muhammad denga...