Monday, 29 May 2017

Ramadhan dan Menulis

Alhamdulilah bulan Ramadhan telah kembali menyapa kita. Semua kebaikan, keberkahan, dan anugerah diberikan untuk kaum muslimin dengan datangnya bulan yang penuh berkah ini. Amal kebaikan akan dilipat gandakan pahalanya. Oleh karena itu, hendaklah kaum muslimin menyambut bulan istimewa ini dengan penuh semangat, kegembiraan dan keceriaan. 


Persiapkan dengan optimal agar Ramadhan tahun ini kita bisa meraih berbagai keutamaannya. Jangan gagal fokus! Jangan jadikan bulan yang penuh berkah ini, menjadi bulan pembalikan jadwal makan dengan menu yang lebih spesial. Jangan sampai bulan yang istimewa diisi dengan kesibukan duniawi, sementara amalan Ramadhan berjalan sekadar rutinitas belaka, kering, dan hampa.


Dari Ramadhan tahun ke tahun biasanya nggak ada yang berbeda dalam mengisi kegiatan satu bulan penuh, padahal banyak kegiatan untuk mengisi bulan Ramadhan kita agar lebih produktif.

Well, kenapa harus Produktif?

Just simple, because "Ramadhan is Precious". Bulan penuh keistimewaan, kemuliaan dan barokah, dimana pahala akan dilipat gandakan. Makanya carilah kegiatan yang bermanfaat dan seproduktif mungkin. Mungkin salah satunya dengan MENULIS.

Yah..Sudah dua tahun belakangan ini Ramadhanku diisi dengan kegiatan menulis dan berada ditengah-tengah para penulis. Ramadhan tahun lalu saya berada ditengah-tengah penulis-penulis ketche di grup KMO (Komunitas Menulis Online), Ramadhan tahun ini, insyaa Allah berada ditengah-tengah nyonya-nyonya manist digrup "Penulis Tangguh" dan TNB sambil mengikuti "30 Days Writing Challenge". Saya penasaran Ramadhan tahun depan saya bakalan berada digrup penulis yang mana lagi yah? ☺

Jadi, selain menetapkan target ibadah, saya juga menetapkan target menulis. Dari One Day One Juz hingga One Day One Post. Percaya deh, jika kita menetapkan target seperti ini, Ramadhan kita bakalan lebih produktif.

Lalu apa hubungannya bulan Ramadhan dengan menulis? 

Karena..eehh..karena..Bulan Ramadhan adalah bulan terbaik untuk menulis. Disaat kita sedang berpuasa, pikiran kita menjadi lebih tenang, sehingga lebih mudah fokus dibanding di bulan lain. Ini sudah pernah saya coba tahun lalu, saat dikejar tugas setoran naskah tulisan lima puluh lembar, sayapun tidak menyangka bisa selesai dibulan Ramadhan, padahal dibulan lain sepuluh lembarpun belum tentu bisa kelar.

Saya pribadi sih, sebenarnya baru dua tahun belakangan ini menekuni dunia literasi. Lebih tepatnya baru serius untuk konsisten menulis. Dulu hanya menulis sekedarnya saja, hanya untuk menghibur diri atau mengutarakan isi hati di diary muehehe.

Karena sungguh, saya sangat kagum dengan penulis. Menurutku, orang yang bisa menulis pastinya orangnya cerdas, karena tentulah penulis pasti banyak membaca sehingga wawasannya luas. Karena semakin banyak buku yang dibaca, biasanya semakin bijak dan luas dia memandang hidup. Pasti beda dan keliatan banget kok antara orang yang hobi membaca dan yang tidak. Saat ngobrol saja sudah bisa tertebak. Dari kualitas obrolannya, kalimatnya, kedewasaan pemikirannya, sangat terlihat. Dan saya yakin semua ini dipunyai oleh penulis *uhuuuuukk

Yah, dengan menulis anggap saja kita sedang merawat ingatan, juga belajar menasehati diri sendiri lewat tulisan. Tidak perlu malu jika dianggap tulisan tidak keren, ataupun berdiksi dangkal tanpa irama. Dengan menulis berarti kita sedang meninggalkan warisan. Warisan pemikiran, juga sebagai ladang dakwah dan jihad. Karena itu saya selalu berusaha tulisan-tulisanku mengandung pesan kebaikan dan hikmah yang bisa bermanfaat buat pembaca.

Jika ada minimal satu orang saja yang termotivasi dengan tulisan kebaikan kita, apalagi yang kita buat dengan ikhlas, maka kita akan mendapat pahala dari usaha kita membuat kalimat motivasi tadi. Dan jika orang tersebut membagikan atau meneruskan motivasi itu kepada teman-temannya, dan teman-temannya tersebut termotivasi, maka kita juga mendapatkan keuntungan berlipat dari kalimat motivasi yang kita buat tadi. Dan seterusnya."

So, Lets Write! 

Teruslah Menulis! Menajamkan pena dengan mengasah kemampuan menulis tanpa bosan, dan tidak lupa pula menunjangnya dengan doa, memohon ilham yang baik kepada Allah agar senantiasa kepala dipenuhi ide-ide cemerlang lagi bermanfaat. Menulis kebaikan menurut Sang Pemilik Keindahan.

Dan jangan lupa..Membaca..Membaca..Membaca..agar kualitas tulisan lebih berilmu dan berkualitas.

Semua penulis akan mati. Hanya karyanya yang akan abadi. Maka tulislah sesuatu yang akan membahagiakanmu di akhirat nanti."(Ali bin Abi Thalib).


No comments:

Post a Comment

Entah Apa Yang Merasukimu Bu Sukma

Setelah membandingkan konde dengan cadar, suara kidung dengan azan, sekarang Bu Sukma kumat lagi dengan membandingkan Nabi Muhammad denga...