Jujur, saya adalah tipe orang yang lebih sering golput jika pemilu. Bukannya tidak percaya dengan bakal calon, hanya saja menurutku dengan golput adalah langkah paling aman untuk terhindar dari dosa jika nantinya pemimpin yang kupilih tidak amanah.
Namun, kasusnya berbeda jika seandainya saya jadi warga Jakarta yang punya hak pilih di pemilihan gubernur besok, Insyaa Allah saya tidak akan golput.
Golput memang pilihan dan hak kita sebagai warga, tapi yang mesti diingat adalah jika kita dan jutaan orang muslim lain tidak ikut pemilu, maka jutaan orang fasik, orang kafir, orang sekuler, orang liberal, dan orang atheis akan ikut pemilu untuk berkuasa dan menguasai kita.Bukankah Ali bin Abi Thalib pernah berkata: “Kedzhaliman akan terus ada, bukan karena banyaknya orang-orang jahat. TAPI karena DIAMNYA ORANG BAIK”.
Lantas, siapa yang akan saya pilih? Pertama, tentunya saya akan memilih yang seakidah dengan saya. Alasannya karena dengan akidah yang sama, bisa memegang pemahaman yang sama pula. Saya memahami bahwa kepemimpinan adalah amanah dari Allah Swt, maka saya harus memilih seseorang yang memahami kepemimpinan sebagai amanah untuk mengembannya. Bagaimana mungkin saya memilih seseorang yang tidak percaya dengan Allah? Percaya saja tidak, mana mungkin dia akan merasa bertanggung jawab pada Allah. Kedua, saya akan memilih pemimpin yang bisa menjadi contoh dan teladan bagi rakyatnya, yang santun budi pekerti dan akhlaknya, yang bisa menjaga lidahnya. Bangsa kita yang beraneka suku bangsa dan agama membutuhkan perekat, bukan perusak yang suka menyinggung hati penganut agama yang berbeda dengannya. Pemimpin harusnya bisa diteladani dalam hal moral karena bangsa kita adalah bangsa bermoral. Ketiga, saya akan memilih pemimpin yang adil, cerdas dan berpendidikan, karena pemimpin haruslah berwawasan tinggi dan memiliki komitmen untuk memperhatikan bidang pendidikan dan keilmuan, karena pendidikan adalah modal yang utama untuk mewujudkan kemajuan dan sumber daya masyarakatnya.
Begitulah cara saya memilih, silahkan jika punya pilihan yang berbeda. Saya tidak mempermasalahkan. Namun, pilihan yang dicetuskan tentu menggambarkan karakter pemilihnya. Orang yang berkualitas akan memilih calon pemimpin yang lebih berkualitas. Sesederhana itu
Begitulah cara saya memilih, silahkan jika punya pilihan yang berbeda. Saya tidak mempermasalahkan. Namun, pilihan yang dicetuskan tentu menggambarkan karakter pemilihnya. Orang yang berkualitas akan memilih calon pemimpin yang lebih berkualitas. Sesederhana itu
TIGA alasan tersebut cukuplah membuat saya tidak memilih golput. Sayangnya saya bukan orang Jakarta dan tidak punya hak memilih besok, tapi saya yakin teman-teman di Jakarta adalah pemilih cerdas yang pandai memilih pemimpin berkualitas.
Jadi gaes teman-teman di Jakarta, Jangan Golput! Meskipun kemungkinannya cuma 1%, Marilah kita dukung pemimpin muslim yang beriman kepada Allah dan Al Qur’an. Berniatlah berbuat baik meskipun hasilnya belum tentu sebaik yang kita inginkan 
No comments:
Post a Comment