Monday, 9 January 2017

About Me Versi Narasi

Ada sebuah peribahasa yang mengatakan bahwa “Tak kenal maka tak sayang”, karena itulah ijinkan aku memperkenalkan diri dengan berta’aruf.

Menurut data terbaru, saat ini penduduk dunia berkisar 6,5 miliar, apakah mereka semua kenal denganku? (whaat? pede bangets, emang siapa elo) hahaha. Jawabnya tentu tidak! Berawal dari alasan itulah maka aku akan memperkenalkan diri pada dunia, siapa tahu dari blog ini bisa menambah pertemanan dan menjalin silaturahmi, karena banyak teman banyak rezki kan?

Semalam aku mengikuti kelas literasi di grup whatsapp. Dalam kelas tersebut, kita diminta memperkenalkan diri dengan bernarasi. Tadinya, aku belum ngeh maksudnya, namun setelah membaca profil dari beberapa teman yang lebih dulu memperkenalkan diri, akhirnya akupun mencoba berta’aruf dengan bernarasi (hahahay..tak ada salahnya mencoba kan?). Sebenarnya ini tantangan baru sih buatku yang masih tergolong nyubi di dunia literasi, dan akupun belum lihai menulis fiksi. Biasanya hanya memperkenalkan diri dengan mengisi form biasa, sekarang harus dibuatin cerita. Namun karena merasa tertantang, oke just try. So, This is my profil versi narasi ^_^     
Namaku di akta kelahiran adalah Trisna Fadliyah Arsyad. Aku tidak tahu apa yang mendasari orangtuaku memberi nama ini padaku. Sering aku disangka anak ketiga karena namaku berawalan "tri", padahal aku terlahir sebagai anak keenam. Kadang aku juga sering dibully, mereka seenaknya saja memplesetkan namaku menjadi nama cowok menjadi "tresno".

Kata orang Jawa "tresno" artinya cinta. Aah..padahal aku terlahir murni sebagai dara Makassar tulen, tidak ada pencampuran blasteran jawa sedikitpun dalam darahku. Ingin rasanya aku protes sama mama perihal namaku ini. Bahkan seandainya waktu itu bisa memilih nama sendiri ingin rasanya aku request namaku diganti saja. Bukannya tidak bersyukur dengan pemberian dari orang tua, hanya menurutku nama ini sedikit pasaran, waktu SMU saja ada juga teman yang namanya persis denganku, bersyukurnya nama belakangnya masih beda, jadi kami sering bingung saat guru memanggil, apakah aku yang dimaksudnya atau temanku itu jika tidak disebutkan nama lengkapnya. Tapi meskipun begitu tetap kusyukuri, toh mau kukutuk juga percuma, apalagi nama ini sudah tersematkan dalam lembaran-lembaran ijazah dan sertifikat yang telah kuikuti. Meskipun akhirnya nama ayahku yang tersemat dalam namaku di Ijazah sudah hilang sejak SD karena kesalahan dokumentasi. 

William Shakespeare pernah berkata “Apalah arti sebuah nama”. Aku kurang begitu setuju dengan perkataannya, karena menurutku nama adalah sebuah doa dan akhirnya menjadi karakter terhadap seseorang. Jadi nama haruslah mengandung arti kebaikan, karena secara tidak langsung berarti mendoakan yang mempunyai nama. Bukanlah Rasulullah pernah berkata “Berikanlah nama anakmu dengan nama yang baik dan yang bagus artinya".

Namun, bukan berarti namaku tak mempunyai arti, mungkin orangtua punya pertimbangan sendiri saat menyematkan nama ini padaku. Waktu kutanyakan alasannya, mereka berkata saat aku lahir ada tiga pencapaian dalam keluarga yang berhasil mereka raih. Pertama, mereka sudah lama menginginkan anak perempuan menemani kakakku yang masih sendiri diantara empat abangku, kerena itu kelahiranku sangat disyukurinya. Kedua, saat aku lahir bertepatan dengan wisuda sarjana mama. Ketiga, di tahun aku dilahirkan juga orangtua sudah membeli rumah di Tamalate, setelah sebelumnya hanya tinggal di panti asuhan sebagai pengasuh anak-anak panti disana. Jadi, semua kakakku lahir dan dibesarkan dilingkungan panti asuhan bersama anak-anak panti. Itulah katanya tiga fadilah yang diperolehnya ditahun yang sama dan berdekatan momentnya dengan moment kelahiranku itu, karena itulah namaku diberi awalan “tri” sebagai simbol pengingat, dan fadliyah yang berarti fadillah. Hmm..panjang juga ternyata sejarahnya yah?    
      
Mamah memanggilku dengan sebutan sesukanya, kadang memanggil aku dengan nama inna, terkadang juga risna. Abba memanggilku " Nak " Sebutan lain dari anak. Saat masih kecil saudara-saudaraku sering memanggil dengan " paidu ", akupun tidak mengerti asal muasal panggilan ini, mungkin panggilan sayang saat masih bocah dulu. Teman sekolah memanggil dengan nama lengkapku “trisna”, teman kerja memanggil dengan sebutan “tris” saja, teman-teman di grup ODOJ memanggilku dengan "detris", singkatan dari dek trisna, karena memang digrup itu aku tergolong yang lumayan muda dari beberapa teman yang sudah emak-emak, dan suamiku memanggil dengan sebutan “cinta” sebagai panggilan ter”sweet” katanya hahaha. But..it’s oke, apapun panggilannya, orangnya tetap sama kan? yang dimaksud adalah wanita manis nan cantik wkwkwk (nampaknya pembaca mulai marah dan tidak sudi aku memuji diriku sendiri, okey diulangi) namun yang dimaksud adalah wanita yang biasa-biasa saja.

Aktifitasku hingga saat ini, masih bekerja di sebuah perusahaan swasta nan jauh disono, namun alhamdulilah masih terdapat dalam peta di google map, maklum selama bekerja setamat kuliah, takdirku teryata berkerja dan mengais rezeki harus jauh dari keluarga dan hidup rantau di negeri orang *halah..padahal masih sepulau kok (hidup itu berat jenderal hahaha). Sebenarnya sekarang aku punya kegiatan baru yang belum sebulan ini kujalani, yaitu menjadi istri dan ibu rumah tangga. Namun sayangnya, status ini masih belum sepenuhnya kujalani, status memang sudah berubah namun karena harus hidup jauh dari suami, sehingga kehidupan berumah tangga masih belum kurasakan, belum dapat feel dan gregetnyalah. Semoga suatu saat aku bisa total menjalankan kewajibanku sebagai istri, kalaupun harus bekerja setidaknya yang dekat sajalah dan tidak meninggalkan keluarga. Kemudian berharap tidak lama lagi juga Allah bersedia mempercayakan padaku untuk mengemban amanah menjadi ibu sehingga Dia berkenan menitipkan calon mujahid dan mujahidah di rahimku. Amin.     

Setahun belakangan ini aku juga mulai punya hobi dan aktifitas baru yaitu menulis. Aku mulai mencintai dunia literasi yang baru beberapa bulan belakangan menjadi hobi, bagaikan anak bayi yang baru menetas. Hobi inipun bisa dibilang kebetulan dan sangat tiba-tiba, mungkin karena akhir-akhir ini aku lebih sering berimajinasi dan menghayal. Mungkin benar kata orang kalau penulis adalah penghayal yang baik. Sepi ditempat yang ramai, dan ketika ditempat sepi menjadi ramai sendiri. Mungkin begitulah aku sekarang. Kalau ada yang dinamakan teman dunia khayal, mungkin aku memilikinya. Akhirnya, menulis juga bisa mengalihkan kesepianku yang seringkali baper karena harus jauh dari suami hiks. Karena itu ilmuku dalam bidang ini masihlah setitik noda, pemahaman kosakata masih belepotan dan masih belajar merangkai kata. Masih perlu banyak belajar lagi. Mohon doanya yah, semoga kepala ini senantiasa diberikan pengetahuan dan ilmu dariNya sehingga semakin sering berbagi tulisan dan hikmah yang bermanfaat bagi orang lain. Amien 

Kupikir cukuplah yah perkenalan singkat dari aku, kalau ada yang masih kepo, boleh kok mengepoin di whatsapp, bbm, atau media socialku, aku welcome dengan setiap pertemanan. Akhirnya, ku akhiri dengan motto hidupku

“HIDUP DI DUNIA INI HANYA SEKALI, BERUPAYALAH UNTUK BISA BERBAGI DAN MEMBERIKAN MANFAAT BAGI ORANG LAIN, AGAR KEHIDUPAN MENJADI SEMAKIN BERMAKNA. SALAH SATUNYA MUNGKIN DENGAN MENULIS”

No comments:

Post a Comment

Entah Apa Yang Merasukimu Bu Sukma

Setelah membandingkan konde dengan cadar, suara kidung dengan azan, sekarang Bu Sukma kumat lagi dengan membandingkan Nabi Muhammad denga...