Beberapa waktu yang lalu saya bertamu ke rumah seorang teman ummahat, kebetulan dia sedang memotivasi anaknya (12 thn) menghafal qur’an dengan memutarkan video anak balita yang lagi menghafal Al Qur’an.
“Kok hafalannya belum nambah-nambah Nak’? Liat nih dedek di video ini usianya 6 tahun di bawah kamu hafalannya udah banyak loh Nak”, katanya sambil memotivasi anaknya.
Komentar anaknya pendek aja “Ya iyalah Mi, anaknya bisa hafal Al Qur’an dari kecil. Lihat tuh Mi, Mamahnya juga rajin ngaji, ayahnya juga hafidz Qur’an, jadi anaknya juga dari kecil udah dibiasain hafal Al Qur’an.”
Mendengar anaknya ngomong gitu, teman saya ini cuma bisa ngelus dada dan diam-diam membenarkan ucapan anaknya.
Akhirnya dia bilang ke saya “Dek Tris, mumpung baru hamil usahain perbanyak baca Al Qur’an, saya kadang menyesal kenapa dulu nggak banyak-banyak membaca Al Qur’an biar anakku nanti gampang mencontoh, pas udah tua gini jadi lebih susah, anak-anak juga lebih susah diarahin untuk menghafal Al Qur’an kalau dari kecil nggak dibiasain.”
Baca Juga (Ayah Bunda Jadikan Aku Hafidz Quran)
Saya mendengarkan wejangannya dengan khusyu’, tidak ingin melewatkan setiap bagiannya. Di akhir obrolan, cermin di depan saya jadi berasa layar bioskop yang nunjukin kelakuan saya selama ini. Usia kandungan terus bertambah, sebentar lagi akan jadi ibu, tapi rasanya persiapan (ilmu) belum maksimal. Harapan saya yang melambung jauh seketika anjlok, jadi tahu diri, mengharap anak-anak yang sholeh, rajin menghafal Al Qur’an, berbakti pada orang tua, berakhlak yang baik, tanpa terlebih dahulu mendidik diri jadi orang yang sholehah jadi berasa jauh.
Saya mendengarkan wejangannya dengan khusyu’, tidak ingin melewatkan setiap bagiannya. Di akhir obrolan, cermin di depan saya jadi berasa layar bioskop yang nunjukin kelakuan saya selama ini. Usia kandungan terus bertambah, sebentar lagi akan jadi ibu, tapi rasanya persiapan (ilmu) belum maksimal. Harapan saya yang melambung jauh seketika anjlok, jadi tahu diri, mengharap anak-anak yang sholeh, rajin menghafal Al Qur’an, berbakti pada orang tua, berakhlak yang baik, tanpa terlebih dahulu mendidik diri jadi orang yang sholehah jadi berasa jauh.
Karena itu, kehamilan kali ini, selain membawa kebahagiaan, tak jarang juga terkadang membawa banyak kekhawatiran buat saya. Salah satu kekhawatiran yang paling sering saya rasakan saat hamil ini adalah kelakuan saya yang nggak baik akan berpengaruh kepada janin saya. Kekhawatiran saya makin bertambah saat mendengar ceramah-ceramah agama yang menceritakan bahwa kesholehan seorang anak adalah salah satu buah dari kesholehan orang tuanya. Kalau sudah begini saya jadi banyak ngaca “Ya Allah..saya yang begini ini, yang banyak dosa dan aib, yang tidak sempurna ini”, semoga masih Engkau beri kesempatan untuk mendapatkan anak sholeh/sholehah, Amien.
Mungkin benar kata pepatah yang mengatakan “Buah jatuh tak jauh dari pohonnya”, jika orang tuanya baik, maka kemungkinan besar anaknya juga akan ikut. Karena memang “The children is the best imitated”. Dia akan meniru dan mencontoh apa yang di lakukan orang tuanya. Daripada memberikan berjuta nasehat, anak lebih mudah meniru apa yang dilihatnya.
Mungkin karena pentingnya perkara kesholehan orang tua yang sangat berpengaruh pada anak, itulah mengapa para salaf dahulu sungguh-sungguh beribadah demi kebaikan anak cucu mereka. Sa’id ibnu musyyaib berkata “Sesungguhnya ketika sholat aku ingat anakku, maka aku menambah sholatku”. Dari perkataan itulah juga saya jadi tahu bahwa ternyata pembentukan generasi Rabbani itu dimulai dari orangtuanya yang memberikan contoh dan teladan dulu kepada anaknya, bukan menuntut anaknya ini itu, padahal hal itu tidak di lakukan oleh orang tuanya.
Setelah ikhtiar kita menjadi orang tua yang baik, sholeh, dan menanamkan pendidikan agama yang baik ke anak, semoga dengan begitu Allah berkenan menjadikan keluarga kita menjadi ahlul Qur’an yang juga berakhlak mulia hingga keluarga kita bisa berkumpul kembali di syurganya kelak. Amien.
Setelah ikhtiar kita menjadi orang tua yang baik, sholeh, dan menanamkan pendidikan agama yang baik ke anak, semoga dengan begitu Allah berkenan menjadikan keluarga kita menjadi ahlul Qur’an yang juga berakhlak mulia hingga keluarga kita bisa berkumpul kembali di syurganya kelak. Amien.
No comments:
Post a Comment