Sejak dua minggu terakhir saya mengikuti program online di Whatsapp "Kuliah Keluarga Sakinah" yang kelasnya diadain setiap hari Selasa. Sebenarnya semalam saya tidak begitu semangat mengikuti materinya karena saya sibuk menyiapkan materi untuk presentasi besok. Yah..besok adalah giliranku memberikan materi dan training tentang Quality Control kepada para karyawan disini untuk memberikan pemahaman kepada mereka agar jika nantinya diaudit oleh auditor ISO mereka sedikit banyak bisa paham juga, sekalian menyiapkan calon job pendingku jika nantinya saya cuti atau jika nantinya saya jadi resign, sudah ada yang paham jobku, jadi bisa resign dengan tenang deh (haha..ini mah niat terselubung oiiy, gak apa-apa kan sambil nyelam minum kopi hehe).
Tadinya tidak semangat mengikuti kelasnya, namun begitu melihat tema bahasan pada malam itu yang diposting pemateri berjudul "Ketika Teknologi Tidak Mampu Menuntaskan Rindu" oleh Ust Cahyadi Takariawan, seketika itupula mataku yang tadinya hanya menatap enggan pada layar handphone, tetiba serasa mendapat kekuatan gaib, hingga yang tadinya ogah-ogahan, tetiba langsung memperbaiki posisi dan duduk cantip depan hp (hahaha..soalnya temanya gue banget bo'? Sayang kan kalau dilewatkan?).
Sumpah, bahasan semalam nonjok banget itu sama kami yang merupakan pejuang LDR an. Beneran, saya jadi malu, serasa materi itu dibuatkan khusus untuk saya (Iiih..pede banget yah?) Okay gaes, berikut saya review kan materi yang menurutku keren bin ketche itu. Check It Out!
Dalam kehidupan
keluarga modern yang sangat sibuk, sering kita mendengar ungkapan, “Tidak
penting berapa lama waktu pertemuan, namun yang lebih penting adalah kualitas pertemuan”.
Ungkapan ini seakan membenarkan kesibukan suami dan isteri yang membuat mereka
jarang bertemu. Kurang lebih ingin memaafkan kondisi ini dengan dalih kualitas
pertemuan jauh lebih penting daripada jumlah dan waktu pertemuan.
Benar, kualitas pertemuan sangat penting. Namun jangan pernah
mengabaikan kuantitas pertemuan. Jangan sekali-kali menganggap bahwa jumlah
atau hitungan waktu pertemuan tidak penting. Kuantitas pertemuan itu
sangat penting. Sekali lagi : sangat penting!
Saya tiba-tiba ingat sebuah iklan vendor pulsa di TV yang iklannya kurang lebih seperti ini
“Apa sulitnya ngomong… Telpon gak pernah, sms gak pernah…”
“Aku gak punya pulsaaaaa……”
Begitulah kata iklan di televisi. Teknologi komunikasi seakan telah dijadikan sarana utama untuk menjalin hubungan kemesraan. Tidak masalah terpisah jarak, tapi tetaplah bicara lewat telpon atau sms, atau lewat email, chatting dan sebagainya. Namun, benarkah teknologi bisa menautkan hati yang jauh ? Bisakah teknologi merawat perasaan ? Bisakah teknologi melanggengkan kecintaan ? Bisakah teknologi menuntaskan kerinduan ?
Teknologi Tidak Mampu Menuntaskan Rindu
Coba kita membayangkan jika sebuah keluarga hidup terpisah dalam waktu yang lama dan
tidak ada batas masa yang jelas kapan bertemunya. Suami bekerja di Indonesia,
isteri bekerja di Malaysia. Suami bekerja di Australia, isteri bekerja di
Indonesia. Suami tinggal di Kalimantan, isteri tinggal di Sulawesi. Suami
menetap di Aceh, isteri menetap di Papua. Setiap hari mereka berkomunikasi
melalui telepon, SMS, email, chatting, teleconference, dan sejumlah sarana
lainnya yang sangat canggih.
Secanggih apapun
teknologi yang membuat anda selalu terhubung dengan pasangan anda selama 24 jam
sehari semalam, namun ingatlah : TEKNOLOGI TIDAK PERNAH BISA MENGGANTIKAN KEHANGATAN PERTEMUAN LANGSUNG! Saat mengobrol melalui teknologi internet,
saling bisa memandang dan melihat pasangannya melalui layar laptop, namun itu
tidak pernah serupa dengan pertemuan langsung. Rasa kangen yang dimiliki dan
ingin anda curahkan kepada pasangan, ternyata hanya berhadapan dengan benda
keras bernama laptop atau komputer. Saat anda menyentuh wajahnya dan membelai
rambutnya, ternyata hanya layar laptop atau layar komputer.
Tidak ada yang bisa
menggantikan pelukan langsung antara suami dan isteri. Teknologi tidak akan
mampu menggantikan perasaan nyaman yang muncul akibat pelukan mesra. Tidak bisa
dan tidak akan bisa. Pelukan suami kepada isteri, dan sebaliknya, tidak bisa
digantikan oleh apapun dan oleh siapapun. Benar-benar spesial, dan tak
tergantikan oleh kecanggihan teknologi.
Konon, saat
berpelukan, tubuh melepaskan hormon oxytocin yang berkaitan dengan rasa damai
dan cinta. Hormon ini membuat jantung dan pikiran menjadi tenang dan sehat.
Itulah sebabnya, pelukan diyakini dapat menambah angka harapan hidup pasangan
anda. Setiap kali anda memeluk pasangan dengan penuh ketulusan dan kasih
sayang, bertambahlah angka harapan hidupnya, karena bertambah kesehatannya. Hal
ini akan tampak pada penampilannya yang awet muda.
Perhatikan Kuantitas Pertemuan
Bukan hanya kualitas
pertemuan, pasangan suami isteri harus sangat peduli dengan kuantitas
pertemuan. Jika suami dan isteri terpisah oleh jarak karena tuntutan pekerjaan
atau alasan apapun, harus ada batas waktu yang jelas kapan kondisi seperti itu
akan berakhir. Karena. Normalnya kehidupan keluarga adalah tinggal bersama dalam
satu rumah tangga. Kehadiran suami dan isteri dalam rumah tangga yang harmonis,
sangat memberikan makna yang dalam bagi kualitas kehidupan.
Di antara bahaya
keterpisahan suami dan isteri adalah muncul perasaan lebih nyaman kalau
sendirian. Karena telah terbiasa tinggal terpisah dari pasangan dan dari
keluarga, akhirnya masing-masing menikmati suasana kesendirian tersebut, dan
bahkan terbentuk sikap merasa lebih nyaman sendirian. Bahaya sekali sikap
seperti ini, karena sangat potensial menghancurkan kebahagiaan keluarga.
Akhirnya menganggap tidak ada manfaatnya kebersamaan, dan merasa lebih nyaman
kesendirian.
Maka, jangan pernah
menyepelekan kuantitas pertemuan. Benar, bahwa kualitas pertemuan sangat
penting namun kuantitas pertemuan tidak boleh diabaikan. Anda harus menikmati
kebersamaan dalam keluarga. Kalaupun terpaksa terpisah karena tugas atau
tuntutan pekerjaan, harus ada batas waktu yang jelas. Tidak boleh terpisah
untuk waktu yang tidak ditentukan. Apalah artinya berumah tangga jika tinggal
terpisah dan tidak menikmati kebersamaan.
Jadi, pertemuan suami
dan isteri harus menjadi pertemuan yang berkualitas. Namun jangan mengabaikan
kuantitas pertemuan. Anda harus selalu mengagendakan untuk bertemu dan
berkumpul dalam sebuah kehangatan dan keharmonisan keluarga. Sesibuk apapun
anda, setinggi apapun posisi karir anda, sepadat apapun jadwal kegiatan anda,
harus selalu memiliki waktu yang cukup untuk bertemu dan berkumpul dengan
pasangan dan keluarga anda. Dan jangan lupa,
sering-seringlah memeluk pasangan anda. Karena teknologi tidak akan mampu
menuntaskan perasaan rindu.
--------------------------------------
Begitulah kira-kira isi materi semalam yang sukses membuatku semakin galau. Disatu sisi saya mengamini yang dibilang Pak Ustadz, sepakatnya berlipat-lipat, namun disisi lain saya tak berdaya untuk meningkatkan kuantitas pertemuan. Sayapun tiba-tiba merenung yang dalam, rasa-rasanya hubunganku dengan suami yang mempunyai kuantitas pertemuan masih jauh dari standar, sedangkan kualitasnyapun masih belum begitu baik, pertemuan terakhir kami bahkan penuh ujian.
Namun, saya berharap semoga masa-masa ini segera berlalu. Anggap saja ini adalah ujian hubungan untuk saling lebih mendekatkan. Bukankah kalimat akan lebih bermakna jika ada spasi? Semoga hubungan kamipun seperti itu.