Saturday, 5 May 2018

5 Guru Kecilku (Part 1 & 2)

Di postingan kali ini saya ingin sharing tentang buku yang membuat saya terpesona beberapa hari ini, bukunya bertema parenting karya teh Kiki Barkiah yang berusaha saya tamatkan beberapa hari ini. Judul bukunya yaitu buku “5 Guru Kecilku part 1 & 2 ” 
Buku ini saya beli saat awal-awal kehamilan, saya titip ke temanku saat dia cuti ke Jakarta, namun baru sempat di tamatkan membaca beberapa hari lalu ðŸ¤£.Awalnya karena saya jatuh cinta dengan penulisnya yang selalu memposting status-status penuh hikmah di facebook, dan alhamdulilah atas permintaan pembaca, status-statusnya ini dibukukan di buku ini.
Baru saya baca setengahnya tapi buku ini sudah mengagumkan bagi saya. Saat membaca bagaimana teh Kiki mengasuh dan mendidik kelima anaknya saat harus merantau di USA tanpa keluarga dan mendidik anaknya dengan homeschooling, saya hanya bisa bergumam “wow..amazing!” .
Oh iya..ada bagian-bagian dalam buku ini yang membuat saya terharu, terutama saat membaca bagian ini, refleks mata saya langsung berkaca-kaca “Memandang kehamilan, melahirkan dan menyusui sebagai bagian dari ibadah kepada Allah akan melahirkan sikap yang berbeda menjalankannya, begitu juga dengan nilainya di mata Allah. Tentu akan sangat berbeda rasanya bila dibandingkan dengan para wanita yang melihat kehamilan, melahirkan dan menyusui sebagai tambahan beban apalagi hambatan mereka dalam mencapai karir. Karena kesulitan dalam menjalaninya adalah sebuah keniscayaan, maka sangat disayangkan jika kita menjalankannya tanpa memandangnya sebagai bagian dari ibadah kita kepada Allah ( halaman 12-13). 
Saya jadi merasa tertampar-tampar saat membaca kalimat itu, yah..terkadang saya masih sering mengeluh menjalani kehamilan ini, mungkin karena saya masih menganggap bahwa kehamilan ini sebagai beban, namun sekarang saya sadar bahwa sendiri dan jauh dari suami bukanlah pembenaran bahwa kita bisa mengeluh, dan hendaknya menjadikan kehamilan ini sebagai ibadah dan anugrah dari Allah yang harusnya disyukuri bukan malah dijadikan beban.
Saya mengenal Teh Kiki Barkiah, penulis buku 5 guru kecilku, setahun yang lalu melalui status beliau yang dishare teman saya, dan dari situlah saya mulai jatuh cinta pada tulisan-tulisan beliau, hingga tanpa pikir panjang saya men-follow facebook beliau, dan sejak hamil mulai membeli beberapa buku beliau yang memang bertema parenting dan pengasuhan anak (selain 5 guru kecilku ada juga buku “1 Atap 5 madrasah dan Kelak Kau Akan Merindukan”). 
Bagi saya teh Kiki Barkiah adalah jawaban dari kegalauan ibu-ibu muda yang banyak beredar di media sosial. Beliau adalah paket complete. Apa lagi yang kurang dari beliau, pendidikan yang baik, ia tamat dari perguruan tinggi favorit di Indonesia (baca: alumnus Institut Teknologi Bandung jurusan Teknik elektro), tidak hanya itu, ia juga seorang aktivis dakwah dengan segudang pengalaman organisasi, tapi ia memilih berkarir di ‘rumah’.
Buku 5 Guru kecilku begitu mengagumkan untuk saya, kekaguman saya semakin bertambah-tambah saat saya mengetahui bahwa tek Kiki barkiah memilih untuk memiliki banyak anak, merantau ke negeri paman sam, merawat anak tanpa asisten rumah tangga, tidak mengenyam pendidikan berbau Psikologi, dan usia beliau hanya lebih tua beberapa tahun saja dari saya (beliau nikah muda), tapi hikmah-hikmah dari setiap tulisan beliau berasa banget kalau beliau ini seperti bukan orang baru dalam pengasuhan anak, dan Masya Allah, lembaran-lembaran buku ini membuat saya mengangguk-nganggguk takzim sambil merenung, yaaa, mengasuh anak itu butuh ilmu, semua teori parenting itu akan buyar saat kita tidak sabar. Kata-kata yang paling saya garis bawahi dalam buku ini adalah “Mintalah kemudahan sama Allah dalam mengasuh anak, sebanyak apapun anak yang kita miliki kalau Allah memberikan pertolongan dan memudahkan kita mengasuhnya, insyaa Allah kita akan mampu”  Dan saya merasa beruntung karena bertemu buku ini sebelum diperhadapkan pada pengasuhan anak setelah lahiran nanti.
Buku 5 guru kecilku merupakan kumpulan kisah-kisah Teh Kiki bersama ke lima anaknya, bahasa yang mengalir lembut dan ringan membuat pembaca buku ini seperti bisa merasakan langsung bagaimana Teh Kiki berinteraksi dengan ke lima anaknya. Bukan hanya teori tapi langsung praktek dalam keseharian. Dari kisah-kisah yang teh kiki ceritakan terbaca jelas bagaimana perjuangan beliau untuk memberikan yang terbaik dari pengasuhan anak, tidak mudah, saya sangat yakin bahwa pasti tidak mudah apalagi dengan anak yang kebanyakan masih balita, namun kisah-kisah dalam buku ini semakin meyakinkan bahwa kemudahan itu datang dari Allah, buktinya, dalam kesibukan mengurus lima orang anak, masya Allah teh Kiki masih bisa membagi pengalaman pengasuhan kepada para ibu yang lain.
Kisah dalam buku ini dibuka dengan “Niatmu kekuatanmu”. Teh kiki mengingatkan arti penting dari niat saat seseorang memilih dan menjalankan sebuah peran, sebab peran dan amanah pengasuhan bukanlah perkara mudah. Pada bagian ini dipaparkan kedudukan seorang anak dalam islam, kemudian hal inilah yang mendasari niat kuat untuk mengasuh dan mendidik anak dengan sebaik-baiknya.
Pada part 1 Ada 35 kisah dalam buku ini, sedangkan di part 2 ada 40 kisah, dan semuanya menurut saya mengagumkan. Dalam buku ini teori parenting itu menjadi ‘nyata’ dalam pola pengasuhan yang diaplikasikan Teh kiki pada pengasuhan anak. Dalam buku ini juga Teh kiki menekankan bahwa pola pengasuhan tidak boleh dipukul rata karena setiap anak punya keunikan tersendiri. Seorang ibu tidak harus berkecil hati saat pencampaian anak-anaknya tidak sama dengan anak lain karena setiap anak punya nilai dan keunikan tersendiri.
Dibagian lain teh Kiki menceritakan secara gamblang bahwa ia bukanlah seorang supermom, kelelahan dalam menghadapi anak-anak juga terkadang menghampirinya, disinilah peran seorang suami untuk memberikan suplai semangat kepada istri, bahwa pengasuhan itu bukan tugas ibu atau istri saja, namun ada juga peran ayah yang harus mensuport istrinya.
Dari buku ini, saya banyak belajar tentang penerapan teori parenting, tentang keikhlasan dan pengorbanan seorang ibu, serta bagaimana seorang ibu membentuk karakter anak-anaknya agar tetap berjalan di Jalan-Nya.
Akhir kata, buku ini saya rekomendasikan untuk setiap perempuan, setiap ibu dan setiap keluarga yang menginginkan tambahan ilmu dalam mengasuh buah hati mereka ðŸ™‚.

No comments:

Post a Comment

Entah Apa Yang Merasukimu Bu Sukma

Setelah membandingkan konde dengan cadar, suara kidung dengan azan, sekarang Bu Sukma kumat lagi dengan membandingkan Nabi Muhammad denga...