Thursday, 14 December 2017

The First Trimester (1-3 Month)

“Alhamdulillah…”
Mungkin itu adalah salah satu ungkapan syukur yang sering kali terdengar oleh sebagian besar pasangan pengantin baru yang baru saja figured out kalau sang istri tengah hamil. Begitu pula dengan saya tentunya 
Waktu pertama kali mengetahui kalau saya hamil, jujur saya pikir kondisi saya sama saja dengan kondisi seperti biasanya. Perbedaan yang (menurut saya waktu itu) mungkin terjadi paling-paling hanya mual atau muntah di sertai dengan perubahan perut yang semakin hari semakin membesar seiring perkembangan janin haha..Ternyata saya salah besar. Maklum, saya belum ada pengalaman, ini adalah kehamilan pertama saya. Meskipun sudah banyak melihat kakak-kakak saya hamil, tapi waktu itu saya tidak terlalu ingin kepo, baru setelah mengalami sendiri keponya makin menjadi-jadi hehe.
Di kehamilan ini banyak perubahan secara fisik terutama psikis yang saya alami. Meskipun di trimester pertama ini perubahan fisik belum terlalu nampak, namun perubahan psikis begitu terasa, apalagi di tengah kondisi yang mengharuskan saya menghadapi kehamilan seorang diri, membuat diri ini menjadi lebih sering labil.
Hari ini usia kandungan saya sudah memasuki pekan ke 14, rasanya campur-campur, sedikit galau namun lebih banyak senangnya hehe. Sebagian perempuan saat melewati kehamilan biasanya akan lebih santai sebab di dampingi suami atau minimal dekat dengan keluarga. Namun untuk perempuan dengan pengalaman merasakan ‘kehamilan pertama’ di rantau yang jauh dari keluarga, tanpa di dampingi suami juga, saya yakin hari-hari kehamilan yang terlewati diliputi banyak kekuatiran.
Apakah ini normal? Iya, saya menganggap ini normal. Saya terus saja membisiki diri bahwa kekuatiran yang saya rasakan adalah hal normal sambil terus berjuang untuk berpikiran positif bahwa semua akan baik-baik saja. Jujur nggak gampang, tapi harapan saya untuk melahirkan anak yang sehat menjadi kekuatan tersendiri melewati hari-hari di trimester pertama ini meskipun seorang diri.
Setelah melewati hari-hari yang terbilang berat -hamil di rantau, jauh dari suami dan keluarga- finally saya berada dihari ini, saya berhasil melewati trimester pertama dengan baik-baik saja. Mual, muntah-muntah, pusing dan mabok saat trimester pertama ini jadi berasa angin lewat saja saat saya membayangkan akan ada bayi mungil yang kelak akan memanggil saya ibu.
Saya sengaja menuliskan pengalaman saya selama tiga bulan ini di blog agar kelak nanti bisa dibaca-baca lagi (anak saya juga bisa baca pas dia sudah besar)
09 October 2017 (4w5d)
Hari ini terlewati dengan syahdu saat saya pertama kali mendatangi dokter kandungan untuk menceritakan hasil tespack yang saya dapatkan. Awalnya saya agak was-was menceritakan hasilnya. Rasa deg-degan, penasaran, dan bahagia bercampur menjadi satu. Saya mendatangi dokter hanya seorang diri saja, suami sedang bekerja di kota yang berbeda dengan saya, saya memaklumi hal ini. Setelah USG saya melihat raut wajah dokter seperti ada sesuatu yang aneh, dokter mengatakan bahwa dari hasil USG belum terlihat kantong kehamilan. Perasaan saya, duuuh langsung galau..hehe. Namun setelah USG transvaginal alhamdulilah sudah ada kantong kehamilannya meskipun masih sangat kecil dan setelah tespack kedua, garis duanya lebih jelas. Dokter kemudian menyuruh saya datang lagi bulan depan untuk kontrol.
17 November 2017 (10w6d)
Waktu bergerak sangat cepat, sebulan berselang dari pemeriksaan pertama, hari ini saya kembali lagi ke dokter untuk konsultasi. Namun karena ada kesalahan teknis, akhirnya saya terpaksa ganti dokter (kali ini saya periksa ke dokter kandungan laki-laki), sesuatu yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya. Dari awal kehamilan sebenarnya saya sangat ingin ditangani oleh dokter wanita dan muslimah juga, eeh..qodarullah gak taunya kali ini dapat dokter kandungan laki-laki dan kristen pula , mungkin beginilah kalau ditakdirkan hamil di daerah yang mayoritas penduduknya beragama kristen, apalagi rumah sakit Siloam Manado ini memang rumah sakit kristen, jadi ya sudahlah pasrah terima nasib saja. Karena tidak ada pilihan lagi waktu itu dan kondisi tidak memungkinkan untuk ke dokter wanita, akhirnya saya pasrah ditangani dokter laki-laki. Dokter yang menangani saya kali ini ternyata adalah dokter favorit di Siloam Manado, alhasil antrian bejubel, sempat pegel juga saat ngantri. Namun, masya Allah dokter ini sangat menyenangkan dan ramah sekali, kata-kata dan kiat-kiat menjalani kehamilan yang di berikannya bisa menenangkan pasien.
Seperti pemeriksaan pertama, saya masih sendiri. hehe. Suami belum bisa menemani. Melihat bumil-bumil lain yang selalu setia di dampingi suami saat ngantri dan konsul, saya berusaha untuk tidak baper. Sekarang yang saya prioritaskan hanyalah kesehatan si baby, gak ada waktu buat baper-baperan apalagi meratapi nasib yang harus sendiri, saya berusaha untuk gak lebay.
Setelah prosesi pemeriksaan, alhamdulillah, janin dalam kandungan saya sudah terlihat. Alhamdulillah ya Allah. Momen ini adalah momen yang sangat mengharukan bagi saya. Saat di USG saya melihat janin mungil bergerak-gerak, saya semakin kehabisan kata-kata saat mendengar detak jantungnya. Semua yang saya rasakan di trimester pertama ini terbayar lunas dengan pemandangan itu.
Usia kandungan saya sudah masuk pekan ke 10 waktu itu. Alhamdulillah Allah selalu memberikan kemudahan. Sampai di pekan ke 10 ini, mual-mual dan pusing-pusing yang saya rasakan masih bisa saya atasi seorang diri. Perubahan fisik belum terlalu kelihatan, hehe, timbanganku juga belum naik-naik masih segitu-gitu aja (pengaruh malas makan dan mabok di trimester pertama kali yah?). Tapi alhamdulilah janinnya sehat-sehat, insya Allah nanti bisa gemuk juga, ngarep.
13 Desember 2017 (14 W)
Haaa udah Desember aja? Gak berasa banget yah? Hari ini saya memeriksakan diri ke bidan di puskesmas. Saya memang sengaja ingin mengkolaborasi pemeriksaan kehamilanku antara dokter kandungan dan bidan, biar saya bisa lebih banyak menyerap ilmu dan mengetahui lebih banyak seluk beluk kehamilan dari dua sumber yang berbeda. Antriannya lumayan panjang bo’, maklum di puskesmas sini memang pemeriksaan kehamilan dikhususkan di hari Rabu, lumayan seru juga melihat ibu-ibu hamil pada ngumpul kayak ngantri sembako hehe.
Kandungan saya sudah berumur 14 Pekan. Oleh bidan saya di kasih tablet penambah darah dan biskuit untuk ibu hamil (ini setelah saya ngeluh kalau masih susah makan).
Soal ngidam, ada sih, tapi karena jauh dari suami dan keluarga, dan gak enak ngerepotin orang terus, apalagi yang direpotin suaminya orang, meskipun istrinya gak masalah tapi kan gak enak juga bo’, akhirnya banyak keinginan ngidam saya yang tidak bisa terpenuhi, tapi sejauh ini tidak jadi masalah. Alhamdulillah.
*****
Alhamdulilah trimester pertama ini terlewati dengan sukses, walaupun sempat diiringi kegalauan saat awal-awal tahu kalau sedang hamil, karena trimester pertama ini benar-benar saya hanya sendiri, tapi rasa galau itu tertepis dengan sendirinya, saya terlalu bahagia. Do’akan ya semoga semua baik-baik saja, saya dan si kecil sehat-sehat, lahiran lancar-lancar. Aamiin.

No comments:

Post a Comment

Entah Apa Yang Merasukimu Bu Sukma

Setelah membandingkan konde dengan cadar, suara kidung dengan azan, sekarang Bu Sukma kumat lagi dengan membandingkan Nabi Muhammad denga...