Sunday, 14 April 2019

Pemimpin Pilihan Ulama

Bukannya saya mau ngomongin politik nih yah, cuma ada yang nginbox diriku di fesbuk minta saya nulis tentang pilpres.
” Mba, kok pilpres ini tulisannya sepi sih? Padahal waktu Pilgub dulu hampir tiap hari nulis tentang Ahok”, katanya.
Yow wes, akhirnya saya nulis juga di sela-sela momong Nafiz. Sepertinya memang issue pilpres lagi hangat-hangatnya menjelang Pemilu yang hanya tinggal menghitung hari lagi.
Beberapa hari ini hati saya gerimis dan mata saya berair saat mendengar kesaksian Ustadz Abdul Somad dan Ustadz Adi Hidayat yang menyatakan dukungannya kepada paslon 02.
Masya Allah, jujur saya merinding saat UAS bilang ada ulama yang kedalaman agamanya tidak diragukan lagi bermimpi 5x tentang pak Prabowo, dan saya yakin mimpi ulama yang mahfum ilmu agamanya ini pastilah bukan sembarang mimpi, mimpi beliau insya Allah adalah sebuah petunjuk dari Allah S.W.T.
Kemudian saat UAH bilang beliau akan menjadi orang pertama yang bersaksi di akhirat nanti jika pak Prabowo terpilih dan menjadi pemimpin yang amanah, beliau juga berdoa siang malam untuk pemimpin adil untuk Indonesia, tambah gerimislah hati ini ðŸ˜°
Hati saya tambah mengharu biru saat Aa Gym di sela-sela sakitnya dengan tangan yang masih diinfus masih menyempatkan diri bertemu pak Prabowo dan Sandi sekaligus mendoakan mereka agar kedepan bisa menjadi pemimpin yang amanah dan adil.
Belum lagi para ulama-ulama lain (Ust Bachtiar Natsir, Ust.Arifin Ilham, Syaikh Ali Jabir, Ust Hanan Attaki, Ust Salim Fillah dan ustadz-ustadz yang lain) yang juga terang-terangan menyatakan dukungannya kepada pak Prabowo dan Sandiaga Uno.
Saya yang ilmu agamanya fakir ini lalu berpikir, mengapa para ulama-ulama sekaliber mereka terang-terangan menyatakan dukungannya kepada salah satu calon? Padahal di pemilu-pemilu sebelumnya mereka tidak pernah seperti ini? Ada apa gerangan sehingga para ulama memandang perlu mempertegas dukungannya? Apa yang salah dengan rezim ini sehingga para ulama akhirnya bergerak menyuarakan dukungannya?
Pandangan ulama tentulah berbeda dengan orang awam seperti kita. Mereka memohon petunjuk kepada Allah di setiap ibadah dan doa mereka. Mereka berdoa siang malam di setiap sujud-sujud panjang mereka. Ketika mereka akan memutuskan sesuatu, insya Allah keberkahan ada disana ☺.
Kalau para ulama sudah terang-terangan menyatakan dukungannya, kami para umat hanya bisa SAMI’NA WA A’TONA (Kami mendengar dan kami taat).
Bismillah, semoga Allah mengabulkan doa-doa kita semua untuk memiliki pemimpin yang adil dan amanah, juga mencintai dan dicintai ulama.
Ingat, pilihan kita boleh berbeda, namun persaudaraan tetap nomor satu, PRESIDEN nomor DUA ðŸ˜Š

No comments:

Post a Comment

Entah Apa Yang Merasukimu Bu Sukma

Setelah membandingkan konde dengan cadar, suara kidung dengan azan, sekarang Bu Sukma kumat lagi dengan membandingkan Nabi Muhammad denga...