Monday, 4 November 2019

Suami Bukan Milik Istri, Ia Hanya Titipan Allah Yang Suatu Saat Akan Pergi

Saya bukan lagi ingin membahas postingan “Layangan Putus” yang lagi viral, bukan pula ingin mengomentari rumah tangga seseembak itu, saya hanya ingin mengambil hikmah dari postingan tersebut bahwa setiap orang pasti akan diuji oleh Allah. Ujiannya bermacam-macam, ada yang diuji dengan rumah tangga yang bermasalah, suami yang tidak setia, istri yang tidak patuh, anak-anak yang membangkang dan lain-lain.
Salah satu ujian yang banyak menimpa seorang istri adalah suami yang tidak setia, tidak bertanggung jawab atau KDRT yang mengakibatkan sebuah pernikahan harus kandas di tengah jalan. Ketika istri diuji dengan suami yang modelnya seperti itu, maka yang harus selalu kita ingat adalah pada kenyataannya suami yang kita miliki hanyalah sesuatu yang dititipkan, bukan milik kita sepenuhnya. Yang namanya titipan pasti suatu saat akan diambil atau pergi, entah dipisahkan karena kematian, atau karena perceraian. Dan yang namanya dititipi kita harus siap jika sewaktu-waktu suami diambil kembali oleh pemilik-Nya.
Setelah menikah, kita mungkin merasa bahwa suami sudah sah sehingga sudah menjadi milik kita sepenuhnya. Namun kenyataannya adalah kita hanya dipertemukan dan disatukan dalam mahligai suci pernikahan, pasangan kita tetap menjadi milik Allah sepenuhnya. Suatu saat nanti yang kita tidak pernah tahu itu kapan, Allah pasti akan mengambilnya kembali dari kita. Entah itu kembali keharibaan-Nya atau dititipkan lagi oleh-Nya kepada wanita lain yang membutuhkan cinta dan kasih sayangnya. Bisakah kita menolak dan membantah keputusan-Nya? Hati kita, hati suami kita, hati wanita itu semua berada dalam genggaman-Nya. Namun yang harus selalu kita tanamkan dalam hati adalah bahwa tidak ada satupun yang akan terjadi di dunia ini kecuali atas izin-Nya.
Saat ini mungkin pasangan atau suami kita sedang bersama kita, tapi jika suatu hari nanti dia pergi dengan yang lain? Atau pergi untuk selama-lamanya? Bisa jadi itu adalah cara Allah menguji kita.
Tidak ada yang bisa menjamin suami kita akan terus setia pada kita. Mau dibuntutin pake GPS, mau tiap saat dicek hpnya, mau didatengin ke kantor atau kemanapun. Ataupun segala cara dan upaya dilakukan supaya bisa memantau suami, tetap tidak akan bisa! Bahkan jika suami mau kita rantai dan diawasi 24 jam agar tidak lepas dari pengawasan kita pun, kalau hatinya memang mau mendua yah pasti bakalan selingkuh juga.
Bersiap menikah berarti bersiap juga menghadapi kemungkinan setelah pernikahan seperti siap dimadu, siap untuk ditinggal mati, siap menderita, siap menjadi sahabat, siap menjadi partner dalam suka maupun duka, siap segalanya bahkan siap dicerai.
SUAMI BUKAN MILIK KITA! CATET !
Yang bisa kita lakukan hanyalah menjaga diri kita. Jaga diri kita supaya berbakti sebaik-baiknya. Jaga diri kita supaya senantiasa taat pada Allah. Maka Allahlah sebaik-baiknya penjaga. Supaya Allah senantiasa menyayangi suami kita sehingga Allah akan mudahkan suami kita taat pada Allah.
Allah yang akan menjaga mata, hati, lisan, dan perbuatan suami kita. Kita tidak bisa mengontrol apa saja yang suami kita pandang, apa saja yang suami kita rasakan. Apa saja yang suami perbuat. Tapi kita bisa mempercayakan semua itu pada Allah.
Kalaupun ternyata nantinya suami melakukan hal-hal yang melanggar dan dibenci Allah, pun setelah semua usaha mempertahankan rumah tangga telah kita lakukan, Sungguh Allah lebih tahu yang terbaik bagi setiap hambaNya. Mungkin Allah ingin menjadikan suami sebagai ujian yang membuat kita naik kelas jika kita ikhlas dan sabar. Karena bisa jadi kita membenci sesuatu padahal itu baik untuk kita, dan terkadang kita menyukai sesuatu yang buruk untuk kita. Karena itu tetaplah terus berbaik sangka sama Allah.
Lalu saya teringat kisah Asiyah istri Firaun, bahwa untuk masuk surga syaratnya tidak harus punya suami yang sholeh. Maka bersyukurlah jika kita dikaruniai suami yang baik lagi sholeh. Artinya harus makin taat pada Allah. Kebalikan dari kisah Asiyah istri Fir’aun, kisah Nabi Luth dan Nabi Nuh juga menjadi pelajaran bahwa suami yang sholehpun tidak akan bisa mengajak istrinya ke syurga jika istrinya tidak taat dan membangkang perintah Allah.
Untuk para istri yang sedang diuji Allah dengan suami yang tidak setia atau tidak bertanggung jawab sehingga harus bercerai, bersabarlah dan ikhlaskan. Lepaskan jika menggengam lebih menyakitkan. Lepaskan jika mempertahankan lebih banyak mudharatnya buat kita. Perceraian memang dibenci Allah, namun bertahan dalam pernikahan yang semakin mendzholimi diri juga bukan tidakan yang baik. Bukankah Allah juga melarang kita untuk mendzolimi diri?
Yakinlah bahwa ini adalah ketentuan-Nya yang terbaik bagi kita. Yaa..ini adalah ujian. Ujian untuk istri yang harus rela dicerai suami, ujian untuk anak yang harus kehilangan sosok ayah. Tetaplah kuat dan tegar, tetaplah waras demi anak-anak. Memang keadaan tidak lagi mudah karena kehilangan separuh hati seperti layangan putus, ditambah lagi perjuangan sebagai single fighter yang membuat hidup jadi semakin berat. Namun kita bisa mengandalkan Allah sebagai Sang Pemberi Rezki ketika ayah anak-anak memilih tidak peduli dan tidak bertanggung jawab akan nafkah anaknya selepas perceraian. Namun percayalah! Lelahmu, usahamu, perihmu, air matamu akan diganjar pahala oleh Allah, akan ada kebahagiaan yang menantimu selepas derita yang kau rasakan.
Percayalah, wanita itu kuat dan tegar, kita bisa kok kuat meskipun tanpa pasangan. Meskipun sulit, namun kita tidak boleh terlalu lama meratapi keadaan. Tetap bangkit dan berjuang demi masa depan anak-anak. Jalan masih panjang. Kita bisa dan berhak bahagia meskipun tanpa pasangan. Yakinlah kita bisa berusaha dan berdiri dengan kaki sendiri untuk anak-anak meskipun diluar sana banyak cacian, makian, hujatan dan lain-lain. Kita harus bahagia sebagai wanita, karena kita tumpuan masa depan anak-anak kita.
Semangat buat Para Single Fighter yang tengah berjuang demi masa depan anak-anaknya. Semoga Allah selalu membersamai perjuangan kalian. I Feel You ðŸ˜¢

No comments:

Post a Comment

Entah Apa Yang Merasukimu Bu Sukma

Setelah membandingkan konde dengan cadar, suara kidung dengan azan, sekarang Bu Sukma kumat lagi dengan membandingkan Nabi Muhammad denga...