Sunday, 28 July 2019

Akhirnya Nafiz Sudah Bisa Jalan

Pekan ini usia nafiz sudah memasuki 14 bulan. Alhamdulilah akhirnya dengan ketekunan dan kesabaran membimbingnya berjalan, sekarang Nafiz udah lancar jalannya, bahkan sudah mulai berlari juga. Meskipun tergolong agak lambat dibanding anak seusianya, namun tak mengapa, karena menurut dokter usia 14 bulan masih tergolong normal.
Sebagai ibunya sempat juga saya worry, karena usia setahun belum mampu berdiri sendiri, sedangkan sepupunya setahun udah lancar jalannya. Meskipun tidak ingin membandingkan, tapi rasa khawatir terhadap tumbuh kembangnya sempat mampir juga, apalagi Nafiz tidak memalui fase merangkak, apa ini termasuk salah satu penyebabnya juga yah? Karena pernah baca di grup ibu-ibu muda kalau anak yang gak merangkak tumbuh kembangnya gak sempurna karena ada satu fase yang terlewati. Saat saya tanya dokter anak yang biasa menanganinya, katanya sering dilatih dan di stimulasi saja karena kakinya udah kuat menopang tubuhnya, hanya Nafiz masih kurang berani saja. Dan anak gak merangkak juga gak masalah, karena ternyata banyak anak yang seperti Nafiz yang langsung berjalan tanpa merangkak dahulu. Oke fix, alhamdulilah berarti kegalauanku tidak beralasan.
Akhirnya setelah mendapat saran dari dokter, setiap hari saya tuntun Nafiz berjalan sambil sesekali dilepas agar keberaniannya muncul. Awalnya dia Nangis pas dilepas itu, mungkin karena takut jatuh karena gak ada pegangan, tapi saya biarkan saja meskipun sedikit gak tega sih *maaf ya nak*, tapi tujuan bunda baik kok hehe. Dilain waktu saya latih jalan dengan bantuan orang lain yang nunggu di seberang, sehingga saat saya lepas dia berjalan menuju orang di seberangnya, yang setiap hari jaraknya semakin jauh agar kemampuan berjalannya juga meningkat. Alhamdulilah lama kelamaan keberaniannya muncul dan mulai bisa berdiri sendiri, berjalan, dan berlari.
Awal-awal jalan Nafiz belum bisa berdiri sendiri, jadi masih dibantu di berdirikan baru dia langsung jalan, namun seminggu setelahnya alhamdulilah udah bisa mandiri berdiri sendiri. Setelah bisa jalan langsung deh gak bisa diam lagi, tiap sore maunya jalan dan main terus di pasir depan rumah. Sebenarnya gak masalah sih, hanya saja ada gaya baru dia saat berjalan yaitu kaki sengaja diseretnya sehingga semua debu di sekitarnya beterbangan, belum lagi celana dan sepatunya jadi cepat banget kotornya. Tapi, gak apa-apa ya nak namanya juga baru belajar, pasti masih mencari teknik yang kenyamanan dulu.
Meskipun sudah lancar jalannya, namun hingga sekarang Nafiz kurang suka pakai sepatu atau sendal, dia lebih suka bertelanjang kaki. Namun saya tetap membiasakan memakainya meskipun dia tidak suka, mungkin karena sering terlepas-lepas kali yah? Jadinya dia kurang nyaman juga. Bukan apa-apa takutnya kita kan gak tau barang-barang apa saja yang ada di jalan yang bisa membahayakan kakinya, saya hanya gak mau ambil resiko jika kaki anak saya kenapa-kenapa nantinya.
Akhir kata, bunda senang sekali melihat dan selalu membersamai setiap proses perkembanganmu nak’, semoga selamanya bisa tetap seperti itu. Yuk nak kita Terus belajar, terus berproses, dan terus bersama menjadi lebih baik lagi, karena pasti tantangan yang akan kita hadapi ke depannya pasti tidak akan selalu mudah, namun bunda yakin dengan selalu bersama kita pasti bisa, insya Allah.

Sunday, 14 July 2019

Vespa dan Kipas Angin

Sebulan belakangan ini Nafiz begitu tertarik dengan kipas angin dan vespa. Entah apa yang ada di benak Nafiz dua benda ini begitu menarik dan menyita perhatiannya. Terkadang baru bangun tidurpun , vespa sama angin dulu yang disebutnya (kalau nyebut kipas belum bisa, yang dia lancar nyebutnya cuma angin doang. Vespa pun belum terlalu fasih juga, dia cuma bila “peppa”)
Pernah suatu waktu ke rumah makan, yang pertama dilihatnya kipas angin diatas plafon, Nafiz langsung heboh dia nunjuk-nunjuk kipasnya sambil bilang “angin..angin..putar..putar” (seperti yang biasa dia buat dengan kipas angin dirumah), udah gitu kenceng lagi suaranya, mau tidak mau beberapa pengunjung refleks ngeliatin kita haha. Pokoknya setiap ke tempat yang ada kipas anginnya, baik itu kipas angin duduk, kipas angin berdiri, kipas angin nempel di dinding, maupun kipas portable semuanya bikin Nafiz heboh pengen mainin. Alhasil kipas angin dirumah lebih sering mati daripada nyala karena ada Nafiz yang gak lepas mainin itu barang, bahkan dia lebih tertarik dengan kipas angin daripada mainan yang saya beliin. Kipasnya juga sengaja saya lepas tutupnya biar dia puas muter-muterin (pastinya sengaja gak saya colokin di listrik dong).
Lagi muter-muterin kipas angin
Beda kipas angin beda pula vespa. Vespa bang Nofri tetangga rumah kan sering mogok dan kalau di starter bising kali sampai kedengaran ke sebelah. Nah..tiap Nafiz dengar vespa dihidupkan nih, dia sontak bilang “Peppa..Peppa” (baca: Vespa). Kok Nafiz tau kalau motor jadul itu bernama vespa? Iyah, pertama saya cuma iseng bilang ke Nafiz sekalian ngelatih dia yang udah mulai bisa bicara “itu namanya vespa nak, vespanya warna kuning”, ternyata Nafiz nge-save kata-kata saya, dan tiap liat vespa lewat pasti Nafiz langsung heboh (padahal gak pernah sekalipun dia naik vespa). Pun tiap hari Nafiz selalu nagih dibawa ke rumah Bang Nof untuk muter-muterin roda vespa (Bang Nof punya dua vespa). Entah menariknya dimana, tapi kerjaannya itu tiap hari, nyariin dan muter-muterin roda vespa.
Lagi muter-muterin roda vespa
Namanya anak-anak kan yah, dia belum bisa bedain mana motor matic, motor supra, dan motor vespa, yang dia tahu semua motor yang bisa berbunyi itu yah vespa. Alhasil setiap ada bunyi motor yang di dengarnya, Nafiz sontak bilang “Peppa..Peppa”, saya yang mendengarnya hanya bisa tersenyum simpul haha.
Kira-kira apa ya nak yang membuat Nafiz sangat tertarik dengan kipas angin dan vespa? Bunda jadi penasaran. Perasaan waktu hamil Nafiz dulu, saya gak pernah ngidam vespa dan kipas angin deh, muehehe.

Entah Apa Yang Merasukimu Bu Sukma

Setelah membandingkan konde dengan cadar, suara kidung dengan azan, sekarang Bu Sukma kumat lagi dengan membandingkan Nabi Muhammad denga...