Sunday, 30 September 2018

Nafiz 4 Months

Tanpa terasa si baby Nafiz tepat hari ini usianya sudah 4 bulan. Banyak moment-moment yang membahagiakan dan memorable yang saya lalui dengannya. Di usianya yang menginjak 4 bulan ini anak sholehku sudah semakin pintar, dia sudah bisa mengenali bundanya, sudah pandai tengkurap dan membalikkan badannya sendiri, sudah tambah agresif jika ada keinginannya, dan tambah enak diajak main bersama. Dia juga semakin mudah tersenyum, rasanya semua lelah dalam mengurusnya mendadak hilang jika saya lihat senyumannya, senyumnya mengalihkan duniaku 🙂


Memasuki bulan ke 4 begadangnya sudah mulai berkurang, meskipun masih sering terbangun minta ditemani main jika malam, namun lumayanlah dia juga gak terlalu minta digendong. Alhamdulilah setelah rutin begadang hampir tiap malam, udah seminggu ini Nafiz anteng kalau malam. jadi emaknya juga bisa agak fresh sedikit karena udah gak begadang. Terus aja gitu ya Nak’, kalau malam anteng-anteng, apalagi bunda sudah mau kerja lagi sekarang, semoga Nafiz mengerti 🙂

Bulan ini terus terang adalah bulan yang berat buat saya, banyak ujian bertubi yang didatangkan Allah untuk saya sebagai rasa sayangnya pada saya, sehingga perhatian ke Nafiz bulan ini sedikit berkurang (maaf ya Nak’), namun saya selalu berusaha agar masalah yang saya hadapi tidak berdampak ke psikologis anak, meskipun dia belum mengerti keadaan bundanya namun di depannya saya mengusahakan selalu terlihat ceria dan tersenyum, supaya dia juga tidak ikutan menggalau. Karena saya pernah membaca artikel bahwa seorang anak bisa mengetahui perasaan bundanya, jika bundanya galau anak juga biasanya ikutan rewel. Saya tidak mau Nafiz juga ikutan sedih, saya tahu pasti ada kontak batin dengannya, dia pasti tahu kalau saya sedang gundah gulana, makanya sebisa mungkin saya terlihat bahagia di depannya.
Di usianya yang sekarang Nafiz sudah divaksin BCG, Polio, DPT 1&2, PCV 1, Rotavirus 1, terakhir vaksin PCV dan Rotavirus tanggal 1 Sept 2018.
Semoga sehat-sehat terus ya Nak dan tambah pintar ke depannya. Bunda akan terus mengabadikan moment-moment bersamamu di blog ini 🙂

Sunday, 2 September 2018

Nafiz di Awal-Awal Kehidupannya Nempel Bak Perangko

Ketika awal-awal kehidupannya, Nafiz itu kalau nangis muaaanis banget. Iya, pelan dan ngegemesin. Nangis-nangis manja yang bikin kita pengen nyubit nyium gitu haha. Padahal kan bayi biasanya nangis kenceng, yak. Padahal sepupunya si Faqih kalau nangis kenceng banget sampai menggegerkan dunia persilatan, sampai ibunya saja kewalahan diemin dia kalau udah nangis hehe. Alhamdulilah suara nangis Nafiz slow dan agak melow gitu, malah lebih slow suara dia daripada suara sepupunya yang perempuan si Ica.

Beranjak masuk ke usia tiga minggu, dia jadi sering nangis apalagi kalau malam hari. Pengennya digendong mulu. Kadang udah digendong pun masih nangis. Udah dibawa-bawa muter-muter seisi rumah jalan masih nangis juga, gak tahu juga penyebabnya apa? Katanya kalau bayi nangis karena lapar, BAB (popoknya basah), atau karena perutnya kembung. Padahal udah dikasih susu, periksa popoknya juga masih kering, saya juga pijat ILU mana tau emang perutnya kembung , tapi BAB nya lancar kok. Tadi aja baru habis BAB, tapi masih nangis juga.

Kalau udah nangis gitu, digendong sambil nenen baru dia berenti. Nah, kalau lepas dari saya lagi, Nafiz gampang mewek. Hal yang bikin saya tambah kepikiran gimana nanti kalau ditinggal kerja? Jadilah bulan pertama saya dan Nafiz nempel bak perangko. Saya jadi susah ngapa-ngapain. Mau mandi kilat, makan belum habis udah mewek lagi, sisiran udah hal yang langka, whahaha. Untung cucian Nafiz ada yang bantuin. Meski saya menikmati, tapi banyak kerjaan yang tertunda. Jangankan mau keluar rumah, mandi atau makan aja kadang suka telat, untung masih cuti sholat selama masa nifas, jadi ibadah agak longgar, alhamdulilah.

Meski begitu, saya berusaha nggak ngeluh. Meski hectic tiap hari, meski ngantuk, meski capek, meski pegel, toh ini yang saya mau, kan? Punya anak, itu yang saya pengen banget. Udah kesampaian terus malah ngeluh? Jadinya nggak tau diri banget dah!

Seorang dokter pernah bilang, nikmati aja saatnya jadi ibu, meski harus selalu nempel sama anak. Toh anak nggak akan selamanya kecil terus. Bayi terus. Ada masanya jadi balita, anak, remaja dan seterusnya. Jadi nikmati aja setiap fasenya, karena pasti nanti kita akan merindukan masa-masa ini. 
Ya, saya sedang menikmati setiap fase dan bersyukur sudah menginjak dua bulan ngASI Nafiz. Meski sempat kekeuh-kekeuhan demi bisa terus kasih ASI. Baby rewel itu biasa, selama nggak ada tanda-tanda yang mengkhawatirkan. Toh, setiap rewelnya bayi ada artinya yang nggak selalu berarti ASI kurang.

Kemungkinan terbesar baby rewel karena dia sedang masa peralihan (Newborn terutama) dari rahim yang nyaman ke dunia yang yah penuh tantangan deh. Jadi kita sebagai ibu kudu sabar. Kenapa baby suka nempel dan pengen nenen terus bukan karena lapar, popoknya basah, dll. Selain karena masa pertumbuhan, dekapan ibu adalah tempat ternyaman buat bayi. Dekat dengan jantung dan debarannya yang sering dia dengar ketika masih di dalam rahim. So sweet banget, kan?

Well, saya memang baru jadi ibu tiga bulanan ini. Perjuangan masih panjang. Namun, saya yakin niat baik dan tekad kuat InsyaAllah bisa mengantarkan saya menyentuh garis finish. Doakan selalu bunda ya Nak😘.

Semoga kita semua diberi kekuatan, kesehatan, dan kesempatan menunaikan kewajiban, memenuhi hak anak-anak kita, ya. Amin ya Rabbal alamin.

Keep fighting, Moms😘💪🏻

Entah Apa Yang Merasukimu Bu Sukma

Setelah membandingkan konde dengan cadar, suara kidung dengan azan, sekarang Bu Sukma kumat lagi dengan membandingkan Nabi Muhammad denga...